
4 Jenis Behavioral Competency, Kenali Arti & Tujuannya
Selain melihat pengalaman kerja dan keahlian calon karyawan, ada satu bagian terpenting yang mungkin kerap diabaikan, yaitu behavior competency atau kompetensi perilaku. Kompetensi perilaku ini mengacu pada karakteristik individu yang tidak termuat dalam resume kerja.
HRD dan tim perekrutan yang cermat dapat menilai behavior competency setiap kandidatnya dengan mencari jawaban atas pertanyaan berikut. Apakah mereka calon pemimpin yang baik? Bagaimana cara mereka berkomunikasi? Apakah mereka dapat membangun relasi dan mengelola konflik? Atau pertanyaan lainnya.
Dengan menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, dapat membantu perusahaan membuat keputusan perekrutan yang lebih baik. Faktanya memang kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian, berdampak besar pada kinerja dan kontribusi karyawan di tempat kerja.
Apa itu Behavioral Competency?
Pertama-tama, mari artikan apa pengertian dari behavioral competencies. Kompetensi perilaku atau behavioral competency adalah kombinasi sikap, ciri kepribadian, dan perilaku yang membedakan satu individu dengan yang lainnya selama proses perekrutan.
Dalam banyak kasus, menelusuri apakah seseorang memiliki kompetensi perilaku tertentu atau tidak, dapat menunjukkan seberapa baik kinerjanya di tempat kerja.
Penting untuk Anda catat bahwa kompetensi perilaku berbeda dengan jenis kompetensi lainnya di tempat kerja, termasuk:
- Core competencies: istilah ini mengacu pada faktor-faktor pembeda yang memberi perusahaan keunggulan unik dibandingkan dengan kompetitornya serta berkontribusi terhadap keberhasilan perusahaan.
- Technical competencies: juga dikenal sebagai kompetensi fungsional yang merupakan keterampilan khusus yang diperlukan untuk menjalankan fungsi pekerjaan, misalnya pengetahuan tentang software.
- Managerial competencies: jenis kompetensi yang dibutuhkan hanya untuk manajer. Karyawan level bawah tidak membutuhkannya kecuali mereka mempunyai harapan untuk menjadi manajer.
Kategori Kompetensi Perilaku dan Contohnya
1. Personality Attributes
Kombinasi dari pemikiran, karakteristik, tingkah laku, sikap, gagasan, dan kebiasaan seseorang terhadap lingkungannya. Beberapa komponen tersebut penting saat menentukan kesesuaian budaya seorang karyawan.
Contoh: kemampuan beradaptasi, disiplin, self-confidence, optimis, antusiasme, loyalty, open mindedness, fokus, result-orientation, ambisius, proaktif, integritas, stress management, dan lainnya.
2. Analytical Ability
Kemampuan analitis adalah kemampuan untuk melihat pola, tren, dan informasi yang inkonsisten, sehingga dapat menarik kesimpulan yang bermakna berdasarkan informasi yang diberikan. Jika seseorang memiliki kemampuan analitis ini, maka mereka dapat menemukan solusi lebih baik dan lebih luas dalam melihat setiap sudut permasalahan.
Contoh: attention to detail, berpikir kritis, problem solving, perencanaan dan pengorganisasian, decision making, strategic thinking, ambiguity management, dan innovative thinking.
3. Interpersonal Skills
Keterampilan interpersonal adalah skill yang dimiliki seseorang untuk berinteraksi dengan kejelasan sebuah tujuan. Ini mengacu pada kemampuan karyawan untuk bergaul dengan rekan kerjanya dan menyelesaikan pekerjaan.
Tergantung pada jenis pekerjaannya, karyawan baru harus dapat mengatur hubungan dengan stakeholders, bawahan langsung, sesama anggota tim, dan klien. Tanpa kompetensi ini, seorang karyawan mungkin tidak memiliki self-awareness dan emotional regulation untuk menciptakan hubungan kerja yang positif.
Contohnya: komunikasi efektif, aktif mendengarkan, teamwork, networking, delegasi, membangun kepercayaan, negosiasi, empati, self-awareness, terbuka dengan keberagaman, dan manajemen konflik.
4. Leadership Skills
Keterampilan kepemimpinan dapat diterapkan pada situasi apa pun saat seseorang diminta untuk memimpin secara profesional dan sosial. Leadership competencies menunjukkan potensi kandidat yang mampu me-manage tim dengan tepat dan menyusun rencana strategis.
Seorang leader yang baik akan menjaga timnya tetap terorganisir, mengambil risiko yang diperhitungkan, memotivasi rekan-rekannya, dan mendorong mereka untuk selalu melakukan yang terbaik.
Contoh: memotivasi teman sebaya, mengembangkan tim, time management, agen perubahan, perspektif visioner, entrepreneur mindset, dan memengaruhi.
Baca juga: 4 Contoh Transferable Skills dan Manfaatnya bagi Perusahaan
Apa Tujuan Mengelola Kompetensi Perilaku untuk Perusahaan?
Memahami behavioral competency mana yang penting bagi perusahaan, dapat membantu meningkatkan proses perekrutan karyawan baru. Dibandingkan hanya berfokus pada hard skill, Anda perlu mengevaluasi kandidat secara holistik.
Lihat mindset dan perilaku calon karyawan yang akan memberikan dampak besar pada budaya perusahaan dan kinerja pekerjaan. Perusahaan perlu untuk merekrut karyawan yang mendorong budaya perusahaan untuk terus menumbuhkan keberagaman, inovasi, dan tim yang berkembang.
Seiring prosesnya, perusahaan juga sangat disarankan untuk memastikan karyawannya memiliki kemampuan untuk beradaptasi, tumbuh, dan mau berinvestasi dalam pengembangan diri mereka sendiri.
Bayangkan saja, saat mempekerjakan karyawan baru tanpa disertai kompetensi manajemen hubungan, mereka pasti akan kesulitan untuk menerima insight dari manajernya dan sulit berkolaborasi dengan tim. Sikap ini dapat berdampak negatif terhadap semangat kerja dan kepuasan karyawan lain, bahkan menghambat kemampuan tim untuk mencapai goals.
Apa keuntungannya mengelola behavioral competency bagi perusahaan? Setelah proses perekrutan, kompetensi perilaku sangat berguna untuk performance management. Apabila karyawan baru tidak berkontribusi seperti harapan perusahaan, lakukan evaluasi kompetensi.
Lalu, perusahaan dapat menggunakan hasil evaluasi untuk membantu karyawan berkembang sehingga mendatangkan keuntungan bisnis bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Prioritaskan Pengelolaan Kompetensi Perilaku Karyawan di Perusahaan Anda
Dengan memprioritaskan penilaian behavioral competency selama proses perekrutan, Anda dapat menjadi lebih percaya diri dengan pilihan kandidat terbaik. Hasilnya, perusahaan akan lebih banyak mempekerjakan karyawan yang siap berkontribusi terbaik bagi perusahaan setiap waktu.
Jangan lupa untuk tetap memperkuat kompetensi perilaku selama proses orientasi atau onboarding agar karyawan tetap berperilaku positif.
Jika perusahaan Anda siap berinvestasi pada pertumbuhan dan pengelolaan karyawan yang luar biasa, BroadwaysHR siap memenuhi kebutuhan bisnis Anda. Dengan fitur Organization Development, Anda dapat mengembangkan dan mengelola organisasi, meliputi pengaturan job holder, employee assessment, employee training, dan lainnya.
Urusan HR lebih mudah ditangani dengan sistem berbasis cloud yang akurat dan mudah beradaptasi dengan kondisi perusahaan.
Temukan banyak fitur menarik lainnya dan jangan lewatkan untuk menikmati layanan coba gratis aplikasi BroadwaysHR selama 30 hari dengan klik di sini.