3 Tips Membangun High Performance Culture, HR Harus Tahu!
Budaya kinerja tinggi atau high performance culture, adalah sesuatu hal yang sulit dipahami, sulit didefinisikan, dan bahkan lebih sulit dikendalikan.
Masih banyak di antara kita yang kesulitan untuk mengelola budaya perusahaan, meskipun kita tahu bahwa budaya itu penting. Itu semua karena budaya perusahaan adalah kepribadian organisasi atau jati diri perusahaan itu sendiri.
Dalam beberapa dekade terakhir, high performance culture telah banyak diteliti atau menjadi studi penelitian dan kata kunci umum yang digunakan dalam organisasi atau perusahaan di seluruh dunia.
Apa sebenarnya high performance culture itu sendiri? Silahkan disimak!
Pengertian High Performance Culture
Seperti yang telah kita bahas di atas, sulit untuk menemukan definisi high performance culture atau budaya kinerja tinggi yang konsisten. Ada sebagian ahli berpendapat, bahwa high performance culture digambarkan sebagai keyakinan dan nilai bersama, yang ditetapkan oleh para pemimpin dan dikomunikasikan melalui berbagai metode. Sehingga pada akhirnya membentuk sebuah persepsi, perilaku, dan pemahaman karyawan.
Ada juga yang berpendapat, bahwa budaya kerja tinggi digambarkan sebagai tempat kerja yang optimal membuat karyawan lebih efektif. Pengertian seperti ini sangat bias dari sebuah pengertian budaya kerja tinggi.
Jika digabungkan dari berbagai definisi, bisa disimpulkan bahwa high performance culture adalah budaya perusahaan yang dibangun berdasarkan perilaku dan norma. Norma disini tentunya yang dapat diterima secara universal dengan dukungan para pemimpin dan difasilitasi oleh perusahaan.
Sederhananya, high performance culture bukan hanya tentang norma dan perilaku yang baik saja, tapi juga tentang pemberdayaan karyawan secara optimal. Artinya, high performance culture adalah perpaduan keduanya, yaitu membentuk karyawan yang menjaga norma perusahaan dan berperilaku baik dengan produktivitas yang optimal.
Budaya berkinerja tinggi berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan karyawan, serta mendorong karyawan untuk bereksperimen dan berinovasi. Ini akan meningkatkan ketangkasan perusahaan secara keseluruhan dan mempercepat implementasi perubahan.
Faktor Pendukung High Performance Culture
1. Pemimpin yang Kuat
Budaya perusahaan ditentukan oleh para pemimpinnya. Dalam sebuah budaya perusahaan, sering kali mencerminkan kepribadian pendiri dan karyawan awal. Oleh sebab itu, perusahaan harus berhati-hati untuk menampilkan figur pemimpin yang jadi panutan.
2. Memberdayakan Karyawan
Memberdayakan dan melibatkan karyawan dalam membangun budaya kinerja tinggi. Dengan memastikan bahwa, karyawan memiliki alat, pengetahun dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan dengan penilaian yang baik.
Jika karyawan merasa diberdayakan untuk mengambil tindakan ketika masalah atau peluang muncul, itu merupakan elemen penting dalam keterlibatan karyawan dalam High Performance Culture.
3. Evaluasi Perkembangan Berkelanjutan
Untuk mendukung budaya kinerja tinggi, perlu mengevaluasi kebutuhan penunjang perkembangan karyawan. Dan mengidentifikasi cara untuk mendukung pertumbuhan dan keahlian secara berkelanjutan. Hal ini terutama berlaku untuk karyawan di jalur kepemimpinan, karena pengembangan kepemimpinan memastikan keberlanjutan budaya kinerja tinggi.
Manfaat High Performance Culture
- Peningkatan keterlibatan dan produktivitas. Artinya dengan dilibatkannya karyawan dalam budaya kinerja tinggi, maka akan meningkatkan produktivitas kinerjanya.
- Mendorong inovasi dan pengembangan keterampilan. Artinya dengan budaya kinerja tinggi, karyawan akan terus berinovasi dan mengembangkan keterampilannya.
- Retensi karyawan yang tinggi. Artinya perusahaan bisa mempertahankan dan memiliki karyawan yang potensial dan bertalenta tinggi
- Peningkatan kinerja secara keseluruhan. Artinya dengan budaya kinerja tinggi, secara otomatis akan meningkatkan kinerja secara keseluruhan dengan karyawan yang terus berkembang dengan inovasi-inovasi barunya.
Tips Membangun High Performance Culture
1. Komunikasi Gambaran Besar Perusahaan
Langkah pertama untuk membangun budaya kinerja tinggi adalah menjelaskan gambaran besar tentang nilai dan pilar budaya perusahaan kepada karyawan.
Artinya, karyawan harus mengetahui tujuan dalam tugas mereka, serta mengerti peran dan tanggung jawab mereka dalam mendukung kesuksesan bisnis secara keseluruhan.
Dengan kata lain, gambaran besar tadi membantu karyawan untuk memahami hubungan antara budaya kinerja tinggi dan pertumbuhan pribadi mereka sendiri. Sehingga memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan mereka.
2. Dorong Inovasi Karyawan dan Eksperimen
Untuk mencapai budaya kinerja tinggi, para pemimpin harus bisa merangkul karyawan dalam berinovasi, kreativitas, dan eksperimen di semua tingkatan.
Ciptakan lingkungan kerja yang mendorong karyawan untuk ingin tahu dan bereksperimen, tanpa takut dihukum karena gagal. Hal ini sangat membantu karyawan untuk melihat kesalahan sebagai peluang untuk belajar. Tentunya setelah itu mereka berhasil berinovasi dan bekerja lebih baik.
Kita bisa lihat, raksasa teknologi seperti Google, Facebook, Amazon, dan Microsoft mendorong karyawannya untuk berinovasi dan bereksperimen. Tentunya kita dapat belajar dari kesuksesan mereka. Misalnya, Google memiliki kebijakan inovasi di mana semua karyawan dapat menghabiskan hingga 20% dari jam kerja mereka untuk proyek mereka sendiri. Kebebasan seperti itu memungkinkan terciptanya Google Maps, Gmail, dan Google News.
3. Berikan Feedback yang Berkesinambungan
Ada korelasi atau hubungan yang kuat antara umpan balik atau feedback dan kinerja tinggi. Feedback yang efektif akan membantu karyawan tumbuh dan berkembang serta mempelajari keterampilan baru. Sehingga bisa mencapai kesuksesan baik di tingkat pribadi maupun perusahaan. Artinya, untuk mencapai budaya kinerja tinggi, para pemimpin harus merangkul budaya umpan balik yang positif dan bermanfaat di seluruh organisasi.
Umpan balik atau feedback formal dan informal harus digunakan, tetapi feedback informal dan berkelanjutan adalah yang paling efektif, karena terlihat lebih personal dan natural.
Usahakan feedback yang spontan, tentang kejadian tertentu, dan tentunya terjadinya interaksi dua arah antara karyawan dan manajer.
Perlu kiranya HR memberikan pelatihan umpan balik informal kepada para manajer untuk mengembangkan teknik pembinaan dan pendampingan mereka. Lalu dorong mereka untuk memberikan umpan balik tepat waktu (baik positif maupun konstruktif) kepada tim mereka.
Penting untuk merangkul berbagai metode umpan balik atau feedback, serta mendorong karyawan dan manajer untuk memberikan umpan balik secara teratur. Hal ini mendorong mindset berkembang dan menciptakan budaya kinerja tinggi.
Tentu untuk meringankan kerja seorang HR dalam mengelola budaya perusahaan, bisa menggunakan software terbaik BroadwaysHR, yang memiliki banyak fitur layanan untuk mengelola urusan HR.
BroadwaysHR berbasis cloud termutakhir yang menawarkan berbagai fitur HR secara menyeluruh meliputi organization management, sistem penggajian, benefit, potongan karyawan, social security management, time management, employee self service, dan lain-lain yang telah terintegrasi dengan Payroll Management.