Lead Time: Manfaat, Komponen, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Salah satu untuk meningkatkan kepuasan customer adalah dengan memperhatikan lead time. Dalam dunia bisnis, apa maksud dari istilah tersebut? Apa saja komponen yang terlibat dan bagaimana cara menghitungnya? Kami akan menjelaskan selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Definisi Lead Time dalam Bisnis
Lead time atau waktu tunggu menjadi salah satu concern yang wajib untuk diperhatikan setiap pebisnis. Definisi lead time atau juga dikenal sebagai waktu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan serangkaian proses.
Waktu tunggu terdiri dari waktu yang dibutuhkan dalam proses sebagai value added, serta waktu pemborosan sebagai non value added, termasuk proses menunggu (waiting) dan hambatan (delays) yang berlangsung selama produksi hingga finish.
Perlu Anda catat, waktu bagi customer adalah salah satu bentuk pelayanan yang diharapkan. Artinya, semakin rendah tingkat waktu tunggu dalam perusahaan, makan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan peluang repeat order atau pemesanan kembali oleh konsumen.
Oleh karena itu, waktu penting bagi pebisnis maupun customer karena tujuan dari bisnis itu sendiri adalah memberikan harga, mutu, dan pelayanan terbaik.
Apa Manfaat Lead Time untuk Bisnis?
Waktu tunggu adalah faktor terpenting untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Idealnya, customer menginginkan barang atau jasa yang dipesannya sampai secepat mungkin dengan waktu tunggu yang tidak lama.
Manfaat waktu tunggu yang sebentar dapat membantu kesuksesan suatu perusahaan. Artinya, perusahaan yang sukses dapat memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk menghasilkan output berupa produk atau jasa semaksimal mungkin untuk pelanggan.
Untuk industri manufaktur dan pabrik, konsep lead time berhubungan erat dengan jumlah inventaris yang dimiliki dan ada di setiap rantai pasokan secara keseluruhan.
Apabila waktu tunggu customer kurang diperhatikan dibandingkan material, production, dan cumulative lead time, maka kondisi ini dapat mengakibatkan tertahannya inventaris dalam rantai pasokan.
Ketidakkonsistenan dapat memperburuk permasalahan ini karena akan menyebabkan penyimpanan stok terganggu dalam rantai pasokan.
Komponen yang Termasuk dalam Waktu Tunggu
Komponen yang termasuk dalam lead time tidak ditentukan secara pasti karena bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Berikut adalah beberapa komponen yang termasuk dalam waktu tunggu:
- Preprocessing time atau waktu perencanaan merupakan waktu yang diperlukan untuk menerima permintaan. Artinya, dibutuhkan waktu untuk menerima permintaan maupun order saat ada pelanggan yang membeli suatu produk.
- Processing time terjadi setelah pesanan pembelian diterima oleh pemilik bisnis, ini mencakup waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang dipesan.
- Waiting time adalah periode antara penyediaan resource yang dibutuhkan dan waktu yang dibutuhkan saat produksi barang.
- Storage time adalah waktu penyimpanan yang dibutuhkan saat produk jadi sudah berada di gudang sebelum dikirim.
- Transportation time adalah waktu yang diperlukan untuk memindahkan atau mendistribusikan produk dari gudang ke pelanggan.
- Inspection time merupakan waktu yang diperlukan untuk pelanggan memeriksa barang yang sudah dikirimkan.
Jenis-Jenis dalam Konsep Waktu Tunggu
Ada beberapa jenis “waktu tunggu” yang umumnya berlangsung di lingkungan industri manufaktur atau perakitan.
- Customer – jumlah waktu yang dibutuhkan antara konfirmasi pemesanan dan pemenuhan pesanan (pengambilan atau pengiriman order tergantung kesepakatan dengan customer).
- Material – jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan pemesanan dengan pemasok (supplier) dan waktu menerimanya, yaitu mulai dari pesanan dikonfirmasi hingga tersedia.
- Factory/Production – jumlah waktu yang diperlukan untuk membangun atau memproduksi hingga waktu pengiriman produk setelah semua bahan tersedia. Proses ini mencakup mulai dari manufaktur, sub-perakitan, hingga perakitan, yang ketiganya memengaruhi kemampuan mengolah bahan menjadi produk jadi.
- Cumulative – jumlah total waktu yang diperlukan mulai dari pesanan dikonfirmasi hingga pengiriman produk. Kumulatif adalah total dari material dan factory/production.
Cara Mengatasi Waktu Tunggu Jadi Lebih Efisien
Agar proses pengelolaan produk atau inventori jadi lebih efisien, pemilik bisnis dianjurkan untuk mengatasi kelebihan waktu tunggu. Dengan waktu tunggu yang pendek maka berpotensi menyerap kas yang lebih banyak, mengurangi biaya produksi dan pemasaran, serta menurunkan risiko. Simak beberapa cara mengatasi waktu tenggang agar tidak berlebihan dan jadi lebih efisien berikut ini:
- Kurangi aktivitas tertentu yang tidak berdampak positif dalam pertambahan nilai. Buatlah daftar aktivitas lalu hapus beberapa aktivitas yang dinilai tidak menguntungkan untuk tujuan efisiensi.
- Atur metode pengiriman dalam rangka mempercepat durasi pengiriman barang. Pilihlah ekspedisi pengiriman dengan waktu pengiriman yang lebih cepat dan memiliki jumlah armada yang banyak. Meskipun beberapa pengiriman cepat cenderung lebih mahal, namun sebanding dengan kepuasan konsumen.
- Carilah supplier lokal dengan kualitas bahan setara dari luar negeri. Dengan membeli bahan baku produksi dari pemasok lokal dibanding pemasok asing, maka efektif mengurangi waktu tunggu yang lebih lama sehingga proses produksi bisa cepat dilakukan.
- Melakukan integrasi secara vertikal dengan menggabungkan dua kegiatan yang berbeda. Misalnya dengan menggabungkan lokasi produksi dan perakitan dalam satu lokasi agar waktu pengangkutan bahan baku bisa berjalan lebih cepat dan efisien.
- Mengisi stok secara otomatis dengan menggunakan sistem yang mengatur pengisian inventori kepada pemasok. Dengan menerapkan cara ini, maka pemilik bisnis tidak akan kehabisan stok dan mengurangi waktu tenggang yang terlalu lama.
Rumus dan Cara Menghitung Penerapan Lead Time
Setelah Anda memahami komponen lead time mulai dari pemesanan hingga pengiriman, lalu bagaimana cara menghitung lead time? Prinsip yang diterapkan dalam konsep ini adalah memakai total jumlah pemesanan bahan yang sesuai.
Rumus perhitungan waktu tunggu adalah..
Re-order Point (titik pemesanan ulang) = Lead Time x Rata-Rata Penggunaan Harian
Misalnya, sebuah ban membutuhkan bahan karet dalam proses produksinya. Waktu tunggu yang dibutuhkan untuk memproduksi karet adalah sekitar satu minggu. Dalam sekali proses produksi, membutuhkan sekitar 1000 bahan karet setiap harinya.
Untuk menghitung re-order point adalah.. 7 hari x 1000 = 7000 unit
Intinya, perusahaan dalam satu kali proses produksi ban membutuhkan bahan karet sebanyak 7000 unit. Semakin pendek waktu tunggu, maka akan semakin banyak waktu yang bisa dimanfaatkan untuk proses lainnya.
Ulasan terkait lead time sangat pokok dipahami oleh setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan industri. Anda telah memahami akan besarnya pengaruh waktu tunggu terhadap keuntungan bisnis yang diraup perusahaan, dari profit dan kepuasan pelanggan. Untuk itu, lakukan manajemen waktu dengan baik untuk memajukan bisnis Anda!
Kelola Lead Time Karyawan Anda dengan BroadwaysHR
BroadwaysHR adalah salah satu aplikasi HRIS terbaik di Indonesia yang digunakan untuk manajemen sumber daya manusia di perusahaan. Sebagai software HRIS terbaik, kami siap membantu perusahaan untuk mengurangi beban kerja administrasi terkait proses payroll, perpajakan, absensi online, hingga employee assessment.
Selain itu, BroadwaysHR memiliki keunggulan employee-self service yang memudahkan karyawan untuk mengakses fitur-fitur layanan kapan saja melalui smartphone masing-masing.
Seluruh kebutuhan karyawan, mulai dari perhitungan payroll, kompensasi, tunjangan kerja, potongan pajak, pengajuan cuti, dan lainnya, dapat dilakukan secara lebih efisien melalui sistem terintegrasi dan berbasis cloud yang dimiliki BroadwaysHR.
Untuk informasi lebih detail, konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda dengan menghubungi kami di sini. Segera berlangganan untuk menikmati penawaran FREE TRIAL selama 30 hari!