Ketahui 14 Faktor yang Mempengaruhi Turnover Rate
Adanya karyawan yang masuk dan keluar adalah wajar dalam suatu perusahaan. Melonjaknya angka turnover rate adalah masalah yang cukup besar bagi banyak perusahaan. Sebab, secara tidak langsung fenomena ini bisa mempengaruhi angka produktivitas perusahaan. Tak hanya itu, merekrut dan mewawancarai karyawan baru bukanlah hal yang simpel. Prosesnya yang panjang dapat menghambat pertumbuhan badan usaha. Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui faktor pengaruh dan cara mengatasi turnover rate pada perusahaan.
Definisi Turnover Rate Karyawan
Sumber: iStockPhoto
Turnover rate adalah persentase karyawan yang berhenti dari sebuah perusahaan. Hal tersebut biasanya diukur berdasarkan jumlah tenaga kerja yang berhenti pada periode waktu tertentu. Turnover rate sendiri berkaitan pada angka retensi karyawan dalam suatu perusahaan. Jika angka turnover tinggi, berarti kualitas retensi perusahaan dinilai rendah. Di sisi lain, bila angka turnover rate adalah rendah, kualitas retensi perusahaan bisa dianggap baik.
Selain itu, turnover rate juga berkaitan dengan tingkat kebahagiaan dan kepuasan karyawan pada pekerjaan dan perusahaannya. Hasilnya, persentase turnover rate kerap kali digunakan sebagai bahan evaluasi perusahaan untuk pembenahan pengelolaan SDM.
Manfaat Adanya Turnover Rate
1. Indikator Kepuasan Karyawan
Jika jumlah karyawan yang berhenti cukup tinggi, Anda harus menyusun strategi yang tepat untuk memperbaikinya. Selain itu, Anda juga perlu mencari tahu apa saja hal-hal yang dapat menyebabkannya. Hal tersebut bisa diketahui dengan menghitung tinggi-rendahnya angka turnover terlebih dahulu. Nantinya, Anda dan tim HR bisa menilai apakah karyawan puas dengan hal-hal yang mereka raih dari perusahaan.
2. Mengukur Efektivitas Strategi Engagement
Manfaat berikutnya adalah mengetahui perubahan setelah penerapan strategi engagement baru. HR bisa melihat apakah strategi terbaru mereka bisa membuat karyawan lebih bahagia atau tidak. Misalnya seperti pemberian kompensasi, benefit, atau reward. Jika strategi peningkatan engagement ini berhasil, biasanya ia ditandai dengan angka retensi karyawan yang meningkat dan menurunnya turnover rate.
Cara Menghitung Turnover Rate
Berikut adalah cara menghitung turnover rate karyawan.
- Cari jumlah karyawan yang meninggalkan kantor dalam waktu tertentu (bulan, kuartal)
- Tentukan pembaginya, yaitu jumlah rata-rata karyawan di kantor (dihitung dari awal sampai akhir jangka waktu yang ditentukan)
- Bagi jumlah orang yang pergi dengan rata-rata karyawan tersebut, kemudian dikalikan 100. Hasilnya adalah dalam persen (%)
Ada berbagai macam alasan karyawan-karyawan tersebut meninggalkan sebuah perusahaan. Bisa saja PHK, dipecat, atau memang mereka yang pergi karena alasan yang juga beragam. Sebagai karyawan, Anda memang tidak perlu menghitung ini. Namun penting bagi Anda untuk mengetahui variabel apa yang ada di dalam perhitungannya.
14 Faktor Pengaruh Tingginya Turnover Rate pada Karyawan
Untuk dapat memahami cara mengurangi tingginya turnover rate, kita harus mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Terdapat 14 penyebab utama atas tingginya turnover rate pada karyawan yang umum terjadi di perusahaan-perusahaan.
1. Minimnya Pertumbuhan dan Perkembangan
Karyawan yang tidak melihat adanya peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam pekerjaan mereka cenderung akan mencari pekerjaan baru. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan keterampilan mereka dan memperoleh pengalaman baru.
2. Tidak Adanya Inovasi
Perusahaan yang tidak mendorong inovasi dan kreativitas karyawan cenderung memiliki tingkat turnover rate yang lebih tinggi. Karyawan yang merasa tidak dihargai atau tidak diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan ide-ide inovatif akan mencari kesempatan di tempat lain.
3. Manajemen Tidak Efisien
Manajemen yang tidak efisien, tidak transparan, dan tidak mendukung karyawan dapat membuat karyawan merasa tidak dihargai dan tidak memiliki kontrol atas pekerjaan mereka. Akibatnya, karyawan cenderung mencari pekerjaan di perusahaan lain yang memiliki manajemen yang lebih baik.
4. Kompensasi Tidak Memadai
Karyawan yang merasa bahwa upah dan tunjangan yang mereka terima tidak sebanding dengan pekerjaan yang mereka lakukan cenderung mencari pekerjaan di tempat lain. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk bisa memberikan kompensasi yang adil dan kompetitif untuk mencegah karyawan meninggalkan perusahaan.
5. Lingkungan Kerja yang Buruk
Sumber: iStockPhoto
Hubungan sosial di tempat kerja dapat menjadi faktor penting dalam mempengaruhi apakah karyawan ingin tetap bekerja atau mencari pekerjaan baru. Karyawan yang merasa terisolasi atau tidak memiliki teman di tempat kerja cenderung mencari pekerjaan di tempat lain yang memiliki lingkungan sosial yang lebih baik.
6. Kurangnya Keragaman
Perusahaan yang tidak mendorong keragaman atau tidak memiliki kebijakan yang inklusif dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman atau tidak dihargai. Hal ini dapat menyebabkan karyawan yang merasa terpinggirkan mencari pekerjaan di tempat lain.
7. Peristiwa dalam Kehidupan Personal
Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan personal seperti pernikahan, kelahiran anak, atau kesehatan dapat membuat karyawan merasa perlu mengubah prioritas dan mencari pekerjaan yang lebih fleksibel atau memberikan manfaat tambahan yang diperlukan.
8. Restrukturisasi Organisasi
Restrukturisasi organisasi dapat menyebabkan ketidakpastian dan ketidakstabilan bagi karyawan. Jika karyawan merasa bahwa posisi mereka terancam atau mereka tidak memiliki jaminan pekerjaan di masa depan, mereka cenderung mencari pekerjaan di tempat lain yang lebih stabil.
9. Transfer & Promosi
Karyawan yang merasa bahwa mereka telah mencapai batas atas karier mereka dalam perusahaan dan tidak memiliki peluang untuk dipromosikan atau ditransfer ke posisi yang lebih menantang cenderung mencari pekerjaan di tempat lain yang menawarkan kesempatan yang lebih baik.
10. Lingkungan Kerja Tidak Fleksibel
Lingkungan kerja yang tidak fleksibel dapat menjadi salah satu penyebab utama tingginya turnover rate pada karyawan. Mereka mungkin merasa terkekang oleh lingkungan kerja yang kaku dan tidak memungkinkan mereka untuk memperlihatkan kreativitas atau fleksibilitas dalam pekerjaan mereka.
11. Budaya Tempat Kerja yang Buruk
Budaya perusahaan (company culture) yang buruk juga dapat menjadi penyebab utama turnover rate yang tinggi. Sebuah budaya tempat kerja yang buruk bisa mencakup perilaku yang tidak sehat, seperti mobbing atau pelecehan dan kekerasan psikologis, yang bisa membuat karyawan merasa tidak aman dan tidak nyaman dalam bekerja.
12. Terlalu Banyak Pekerjaan
Terlalu banyak pekerjaan yang diberikan kepada karyawan juga bisa menjadi penyebab turnover rate yang tinggi. Karyawan yang merasa terlalu banyak bekerja atau terlalu sedikit waktu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, bisa merasa stres dan lelah sehingga merasa terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka.
13. Kurangnya Pengakuan dan Apresiasi
Kurangnya pengakuan dan penghargaan juga bisa menjadi penyebab turnover rate yang tinggi. Karyawan yang tidak merasa dihargai atau tidak diberikan pengakuan yang layak atas kinerja mereka, bisa merasa tidak termotivasi untuk terus bekerja dan merasa terpaksa mencari pekerjaan baru di tempat lain.
14. Masa Pensiun
Masa pensiun juga bisa menjadi penyebab employee turnover rate yang tinggi, terutama di tempat kerja dengan karyawan yang usianya sudah cukup lanjut. Ketika karyawan yang sudah lama bekerja memasuki masa pensiun, perusahaan mungkin kehilangan tenaga kerja yang telah berpengalaman dan ahli di bidang mereka. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan dan juga meningkatkan biaya untuk merekrut dan melatih karyawan baru.
Seimbangkan Turnover Rate dengan BroadwaysHR
Adalah kewajiban bagi HRD untuk mempertahankan karyawan dengan potensial dengan baik dan benar. Setelah mempelajari penghitungan turnover rate, Anda bisa menganalisis nilai tersebut dan benar. Kemudian Anda dapat merumuskan strategi yang lebih ampuh untuk pengelolaan karyawan.
Agar pengelolaan karyawan lebih efektif dan optimal, Anda perlu aplikasi HRIS seperti BroadwaysHR. Aplikasi ini memiliki beragam fitur, salah satunya adalah Organization Development. Selain menghitung turnover rate berdasarkan data karyawan yang ada, fitur ini juga dapat mengatur pengembangan dan pengelolaan organisasi, seperti asesmen dan pelatihan karyawan. Coba aplikasi ini sekarang secara GRATIS dengan registrasi di sini.