7 Contoh Indikator Penilaian Kinerja Karyawan, HRD Perlu Tahu!
Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing terkait cara menilai karyawan mereka. Namun, perusahaan tidak bisa sembarang dalam menilai karyawannya. Diperlukan beberapa indikator dan metode yang digunakan. Contoh indikator penilaian kinerja karyawan ini memiliki banyak manfaat.
Selain sebagai timbal balik kepada karyawan, penilaian karyawan juga bisa membantu perusahaan dalam mengambil keputusan manajemen. Lalu, apa saja indikator dan metode tersebut? Dan bagaimana contohnya di kehidupan perusahaan? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian kinerja karyawan atau disebut juga dengan performance appraisal adalah serangkaian proses yang dilakukan perusahaan untuk memberikan umpan balik terkait kecakapan karyawannya dalam menjalankan tugas. Tujuannya adalah sebagai berikut.
- Mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas pencapaian atau kontribusi yang dilakukan karyawan.
- Kesempatan untuk menerima promosi dan/atau bonus.
- Identifikasi kebutuhan karyawan akan pelatihan atau pendidikan tambahan yang berkaitan dengan pengembangan karier.
- Meningkatkan keterampilan.
- Memotivasi karyawan dalam pengembangan karier dan membuat mereka merasa terlibat.
- Membuka diskusi antara karyawan dan perusahaan mengenai target jangka panjang individu atau organisasi.
Indikator Penilaian Kinerja Karyawan
Ada 11 indikator yang harus diperhatikan sebagai cara menilai karyawan yang tepat, yaitu:
1. Penilaian Target Kerja
Cara menilai karyawan yang tepat adalah dengan memperhatikan target kerja yang sudah dibebankan kepada karyawan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada keberlangsungan produktivitas perusahaan. Selain itu, ada beberapa indikator yang berkaitan dengan penilaian target kerja:
- Target Kerja Individual. Lakukan penilaian kinerja karyawan dengan target kinerja per individu. Misalnya, berapa waktu yang dibutuhkan karyawan untuk membuat proposal penjualan untuk pelanggan, berapa jumlah produk atau jasa yang bisa dijual oleh satu karyawan, dan sebagainya.
- Keterlibatan Karyawan. Indikator ini digunakan untuk menilai keterlibatan karyawan dalam suatu pekerjaan dan untuk memastikan bahwa karyawan memahami harapan yang diberikan padanya. Misalnya, segala bentuk masukan dan perhatian karyawan terhadap perusahaan dan apa yang dapat dicapai karyawan merupakan salah satu poin dari penilaian indikator ini.
2. Kualitas Kerja
Indikator selanjutnya adalah kualitas kerja. Berikut beberapa indikator yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menilai kualitas kerja karyawan:
- Manajemen Berdasarkan Tujuan: Bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan menanamkan tujuan organisasi pada setiap individu karyawan. Indikator ini biasanya merupakan tujuan atau goal yang ditetapkan oleh karyawan dan manajer. Nantinya, jika karyawan bisa menyelesaikan tujuan yang ditentukan, manajer dapat membuat tujuan yang lebih jauh dan juga sekaligus membuat ulasan berdasarkan data yang ada.
- Penilaian Subjektif dari Atasan: Perusahaan yang menilai karyawannya secara berkala akan memasukkan penilaian atasan sebagai indikator. Pada umumnya yang menjadi bahan penilaian adalah performa dan potensi karyawan.
- Kecacatan Produk: Indikator ini biasanya ditetapkan oleh industri manufaktur. Suatu produk yang rusak, cacat, atau tidak diproduksi secara benar merupakan indikasi performa kerja yang rendah.
- Jumlah Kesalahan: Indikator ini juga bisa menjadi kesalahan fatal bagi perusahaan jika karyawan terus melakukan kesalahan. Terutama bagi perusahaan yang mengeluarkan produk atau jasa kepada pelanggannya.
- Net Promoter Score (NPS): Bisa menjadi indikator penilaian kualitas kerja karyawan. Hal ini bisa Anda lakukan dengan memberikan angka 1 sampai 10 sebagai penilaian klien kepada perusahaan. Biasanya skor ini digunakan secara berkala untuk menilai karyawan di bagian sales.
3. Kinerja Karyawan Tingkat Organisasi
Beberapa aspek yang dinilai pada indikator ini adalah:
- Revenue per Employee: Indikator penilaian ini pada dasarnya akan memberikan estimasi terkait seberapa banyak karyawan menghasilkan revenue secara individu. Indikator ini juga bisa digunakan untuk menentukan benchmark perusahaan.
- Profit per FTE (Full-Time Equivalent): Memiliki indikator penilaian yang sama dengan revenue per employee, namun yang menjadi poin pentingnya adalah berfokus pada profit yang dihasilkan.
- Absensi: Kehadiran dan performa kerja adalah dua indikator yang saling berhubungan. Karyawan memiliki produktivitas kerja yang tinggi, cenderung jarang mengambil hari libur. Dan sebaliknya untuk karyawan yang minim produktivitas kerja, maka mereka lebih sering mengambil hari libur.
- Lembur Karyawan: Karyawan yang bersedia memberikan usaha dan upaya ekstra cenderung lebih termotivasi dan jumlah pekerjaan yang diselesaikan lebih banyak.
4. Kemampuan Beradaptasi dan Kemandirian
Selanjutnya yang bisa dijadikan kriteria penilaian kinerja karyawan adalah kemampuan beradaptasi dan kemandirian. Anda dapat melihat apakah seorang karyawan mampu menyesuaikan diri di lingkup perusahaan dengan mudah. Lihat pula bagaimana mereka bisa mandiri dalam menyelesaikan tugas individunya.
5. Komunikasi Antar Karyawan dan Teamwork
Penilaian karyawan juga dapat dilihat dari kemampuan mereka berkomunikasi dengan sesama rekan kerja dan dalam tim. Hal ini termasuk kemampuan untuk memberikan ide atau menyampaikan pendapatnya.
6. Pengetahuan Seputar Pekerjaan
Sebagai cara menilai karyawan, pengetahuan merupakan hal terpenting yang tidak bisa dilupakan. Hal ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab atas pekerjaan yang menjadi tugasnya. Kualitas pekerjaan dan kecepatan dalam menyelesaikannya menjadi poin penting dalam performance appraisal.
7. Kemampuan Mengatur Pekerjaan dan Pengembangan Diri
Indikator performance appraisal lainnya adalah kemampuan karyawan dalam mengatur pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Lalu bisa dilihat juga apakah karyawan tersebut memiliki kemauan untuk memperbaiki atau menambah kemampuan yang dimilikinya atau tidak.
8. Kepemimpinan
Karyawan yang memiliki bakat menjadi pemimpin dan menggerakan serta memotivasi rekan kerjanya bisa menjadi poin penting dalam penilaian karyawan.
9. Kecepatan dalam Menyelesaikan Pekerjaan
Kemampuan yang terdengar sederhana namun ternyata merupakan fondasi sebuah pekerjaan adalah kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Seorang karyawan harus mampu menentukan skala prioritas dari pekerjaan yang ia lakukan. Ketepatan dalam mengatur waktu ini akan berimbas pada waktu penyelesaian yang cepat sehingga ini harus dinilai dalam performance appraisal.
10. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah sifat yang akan membentuk tekad dalam mencapai tujuan. Karyawan yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan berusaha untuk mengemban tanggung jawabnya sebaik mungkin. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, akan muncul niat kuat untuk menguasai suatu keterampilan yang membantu mempercepat proses bekerja. Oleh sebab itu ini perlu dijadikan kriteria penilaian kinerja karyawan.
11. Kemampuan Menyampaikan Ide
Indikator penilaian kinerja karyawan yang tidak boleh diabaikan adalah kemampuan menyampaikan ide. Seorang karyawan yang memiliki kemampuan ini menggambarkan ketertarikan lebih terhadap pekerjaan sehingga akan mendorong mereka melakukan yang terbaik.
7 Contoh Indikator Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian dan evaluasi terhadap kinerja karyawan perlu dilakukan setiap perusahaan untuk mengetahui dan memahami seperti apa kinerja masing-masing karyawannya. Dengan melakukan penilaian dan evaluasi kinerja karyawan, perusahaan dapat fokus pada pencapaian yang akan diraih. Perbaikan pada kendala-kendala yang dialami oleh para karyawan juga bisa dilakukan.
Penilaian kinerja karyawan yang dilakukan juga dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk menentukan apakah kinerja dari masing-masing karyawan sudah berdasarkan kriteria yang ditetapkan perusahaan. Hasil dari penilaian kinerja tersebut bisa dijadikan sebagai acuan dasar untuk meningkatkan kinerja mereka. Setelah itu, perusahaan dapat mulai menyusun strategi untuk membuat kinerja para karyawan meningkatkan.
Supaya Anda lebih paham lagi tentang apa saja indikator penting dalam melakukan penilaian dan evaluasi kinerja karyawan, simak penelusurannya pada pembahasan tentang 7 contoh indikator penilaian kinerja karyawan berikut ini:
1. Rasa Inisiatif
Hal pertama yang bisa dijadikan sebagai indikator penting dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yaitu inisiatif yang mereka miliki. Inisiatif yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang karyawan tanpa menunggu perintah dari atasannya terlebih dulu. Biasanya, karyawan yang memiliki rasa inisiatif yang tinggi merupakan seorang pekerja yang mandiri dan dapat melakukan tugasnya tanpa perlu banyak diperintah oleh atasannya.
Beberapa perusahaan menganggap bahwa rasa inisiatif yang dimiliki karyawan merupakan hal yang positif. Termasuk dalam penilaian kinerjanya, rasa inisiatif pada karyawan cukup bermacam-macam. Sebagai contohnya:
- Inisiatif membantu pemecahan masalah yang terjadi pada perusahaan.
- Inisiatif mengurangi konflik yang terjadi di lingkungan kerja.
- Inisiatif melakukan hal-hal baru yang berdampak positif bagi perusahaan.
- Memiliki karyawan dengan rasa inisiatif yang tinggi cenderung mendatang hal-hal positif.
Tidak hanya itu, tapi juga dapat membuat perusahaan semakin berkembang berkat inisiatif yang mereka miliki. Itulah mengapa inisiatif menjadi hal penting dalam melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja karyawan.
2. Absensi Kehadiran
Setelah rasa inisiatif, hal penting selanjutnya yang perlu dijadikan indikator penilaian kinerja karyawan yaitu mengenai absensi karyawan. Dengan melakukan penilaian terhadap absensi kehadiran, Anda dapat mengetahui siapa saja karyawan yang sering cuti atau izin tidak masuk kerja. Tidak hanya soal absensi kehadiran karyawan yang dijadikan sebagai indikator penting dalam penilaian, tapi juga ketepatan waktu masuk dan selesai bekerja.
Pasti ada kalanya karyawan terlambat datang atau sering izin pulang cepat. Tentunya hal-hal tersebut akan berdampak negatif pada kinerja mereka sehingga perlu ditangani dengan melakukan tindakan-tindakan tegas. Sebagai contohnya dengan membuat aturan pemotongan gaji jika ada karyawan yang terlambat masuk kerja.
Kehadiran karyawan yang selalu datang tepat waktu dan jarang izin pulang cepat dapat dijadikan sebagai penilaian. Penilaian ini dalam bentuk kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang dibuat oleh perusahaan. Pastinya, setiap perusahaan mengungkapkan karyawan yang patuh terhadap aturan-aturan yang dibuat.
3. Sikap Karyawan Terhadap Atasan dan Rekan Kerjanya
Sikap menjadi hal yang tidak kalah penting yang patut dijadikan sebagai indikator dalam melakukan penilaian kinerja pada karyawan. Menurut beberapa perusahaan, sikap yang ditunjukkan karyawan menjadi pokok penting dalam menilai karakter dan cara mereka bekerja. Bagi sebagian perusahaan, sikap yang sesuai dengan budaya di lingkungan perusahaan berdiri, menjadi syarat utama dalam menilai karakter dan kinerja para karyawannya. Karyawan yang memiliki sikap positif tentunya akan membuat lingkungan kerja menjadi lebih menyenangkan dan nyaman.
Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan dapat terbentuk bila atasan dan karyawan saling memiliki sikap yang positif. Jadi keduanya dapat berkomunikasi dengan baik sehingga kendala yang dialami karyawan dapat terselesaikan. Dengan begitu, produktivitas dan kinerja karyawan akan semakin meningkat dan target perusahaan pun akan lekas tercapai dengan lebih mudah.
4. Keterampilan Karyawan dalam Berkomunikasi
Indikator selanjutnya yang perlu diperhatikan sebagai acuan melakukan penilaian kinerja karyawan yaitu terkait keterampilannya dalam berkomunikasi. Dalam urusan apa pun, keterampilan komunikasi menjadi hal utama yang harus dimiliki karyawan. Tidak hanya karyawan saja, atasan pun perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Jadi bisa dilihat betapa penting keterampilan komunikasi dalam menjalankan perusahaan.
Keterampilan komunikasi merupakan sebuah keterampilan dalam upaya menyampaikan pesan secara jelas. Selain itu, juga menjadi penyampaian ide-ide yang berguna untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
Sebagai contoh indikator penilaian kinerja karyawan, Anda memiliki karyawan yang sangat kompeten dan memiliki ide-ide yang luar biasa. Namun, sayangnya dia kesulitan dalam menyampaikan ide-ide briliannya. Anda pun tidak dapat mencerna dan memahami ide-ide yang dia sampaikan. Alhasil terjadi kesalahan pemahaman atau tidak sampainya ide yang dia utarakan. Jadi penting sekali memiliki karyawan dengan keterampilan komunikasi yang mumpuni.
5. Berorientasi Terhadap Perusahaan
Menilai kinerja karyawan juga bisa dilihat melalui orientasi mereka terhadap tim dan perusahaan. Jadi Anda dapat menilai seberapa besar mereka melakukan perubahan dalam memajukan tim dan perusahaan tempat dia bekerja. Karyawan yang memiliki orientasi yang tinggi terhadap perusahaan, tentunya mengetahui dan paham tentang tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Mereka berusaha dengan keras untuk membantu perusahaan dalam mewujudkan tujuan tersebut.
6. Fokus pada Pekerjaan
Tingkat kefokusan karyawan terhadap tugas dalam pekerjaannya juga menjadi indikator penting dalam menilai kinerja mereka. Kefokusan karyawan terhadap pekerjaan menjadi salah satu syarat dasar dalam menilai sebuah kinerja yang baik. Namun tidak bisa dipungkiri, mempertahankan kefokusan terhadap pekerjaan merupakan sebuah tantangan bagi setiap orang. Pasalnya, ada banyak sekali terjadi perubahan terhadap pola kerja karyawan.
Penilaian fokus karyawan terhadap pekerjaan bisa Anda nilai secara fleksibel, tapi akan berbeda lagi jika konteks fokus menggambarkan perilaku yang sengaja dilakukan secara individu. Misalnya menggunakan ponsel saat jam kerja untuk kepentingan pribadi, seperti bermain media sosial.
7. Peningkatan yang Terjadi dari Evaluasi Sebelumnya
Setiap perusahaan perlu melakukan evaluasi dan penilaian kinerja karyawan secara berkala. Biasanya, perusahaan-perusahaan besar melakukan evaluasi dan penilaian kinerja karyawannya setiap enam bulan atau satu tahun sekali. Data evaluasi di waktu sebelumnya sebagai perbandingan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kinerja yang nyata pada masing-masing karyawan.
Anda akan mendapat manfaat dari melakukan perbandingan hasil evaluasi sebelum dengan saat ini. Anda dapat mengetahui seberapa besar semangat belajar dan rasa ingin memperbaiki dari kesalahan-kesalahan sebelumnya dari masing-masing karyawan. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui siapa saja yang mampu memperbaiki kualitas kinerja dan mana saja yang tidak bisa melakukan hal tersebut.
Itulah yang perlu Anda ketahui mengenai 7 contoh indikator penilaian kinerja karyawan. Pada dasarnya tiap-tiap perusahaan memiliki metode dan kriteria sendiri dalam menilai karyawannya. Dengan adanya penilaian karyawan, diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat dan memberikan dampak baik bagi perusahaan.
Fitur Employee Management yang terdapat di aplikasi BroadwaysHR sangat membantu untuk melakukan penilaian kinerja karyawan. Dengan menggunakan fitur tersebut, seluruh data mengenai penilaian dan evaluasi terhadap kinerja karyawan bisa dilakukan dengan mudah. Anda bisa mencoba GRATIS selama 30 hari dengan mendaftar di sini.