kraepelin test

Kraepelin Tes Itu Apa? Berikut Manfaat Melakukan Uji Psikotest Ini

Dalam proses perekrutan karyawan, sering kali dilakukan beberapa tes. Salah satunya adalah tes Kraepelin. Kraepelin dibuat oleh seorang psikiater bernama Emil Kraepelin. Awalnya, tes ini bertujuan untuk membedakan orang normal dengan yang tidak normal. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, tes ini sudah marak digunakan oleh perusahaan. Terutama untuk tahapan seleksi hingga penempatan posisi kerja. Selain Kraepelin, ada lagi salah satu tes bernama Pauli. Lalu apa perbedaannya? Dan apa manfaat melakukan uji psikotes ini?

Kraepelin Test Itu Apa?

kraepelin test

Sumber: iStockPhoto

Tes Kraepelin merupakan psikotes angka yang menggunakan selembar kertas, yang terdiri atas 45 kolom dan 60 baris. Angka yang ada dalam lembar tes adalah 0 sampai 9 yang disusun secara acak. Nama tes Kraepelin diambil dari nama pengembangnya, seorang psikiater asal Jerman bernama Emilie Kraepelin di awal abad ke-19. Tes ini adalah salah satu psikotes kerja yang dikembangkan untuk mengukur perhatian seseorang dalam jangka waktu yang singkat. Pelaksanaan tes ini cukup sederhana. Peserta cukup menjumlahkan dua angka terdekat dalam lembar tes itu selama waktu yang ditentukan. Tujuan tes ini tidaklah untuk menilai benar atau salah.

Apa yang Membedakan antara Kraepelin dan Pauli?

Uji psikotes yang ada selain Kraepelin adalah Pauli. Lalu apa yang membedakan antara kedua tes tersebut? Berikut perbedaannya.

1. Metode Pengerjaan

Metode pengerjaan tes Pauli adalah dengan memberikan tanda garis pada lembar kerja ketika diberi aba-aba. Sementara pada Kraepelin test, aba-abanya adalah berhenti mengerjakan soal dan berpindah ke baris deret angka berikutnya. Perbedaan lainnya adalah pengerjaan tes Pauli dimulai dari bagian lembar kiri atas. Sementara Kraepelin dimulai dari kiri bawah.

2. Lembar Soal

Tes Kraepelin hanya memiliki satu lembar soal dengan kertas berukuran A4. Sedangkan lembar soal tes Pauli memiliki ukuran yang lebih besar. Selain itu, pada tes Pauli peserta diizinkan untuk menambah kertas.

3. Waktu Pengerjaan

Waktu pengerjaan tes Pauli dilakukan selama 60 menit dengan waktu pengerjaan tiap aba-aba sekitar 3 menit. Sedangkan Kraepelin test dilakukan dalam waktu yang lebih singkat yaitu 10-30 menit.

Aspek yang Dinilai dalam Kraepelin Test

Tujuan dari tes ini, untuk melihat faktor lain pada seseorang. Seperti, ketelitian, stabilitas dalam bekerja, hingga konsentrasi. Selain itu, tes ini juga dapat mengindikasikan seseorang mempunyai gejala depresi mental. Banyak perusahaan yang menggunakan tes ini karena mampu mengukur banyak aspek penting. Lantas, apa sajakah itu?

1. Tingkat Konsentrasi

Dalam mengerjakan tes ini butuh tingkat konsentrasi yang cukup tinggi. Bila peserta kurang berkonsentrasi, maka akan berpengaruh pada hasil tesnya. Itulah sebabnya, mengapa tes ini dapat mengukur tingkat konsentrasi seseorang.

2. Kecepatan Kerja

Tes Kraepelin ini juga dapat mengukur kecepatan kerja seseorang. Saat peserta mengikuti tes ini, maka dengan sangat mudah mengetahui tingkat kecepatan dalam bekerja. Hal ini bisa dengan melihat jumlah perolehan jawaban yang dikerjakan.

3. Ketelitian

Dalam dunia kerja, memiliki ketelitian yang baik sangatlah penting. Perusahaan akan dengan mudah melihat aspek ketelitian tersebut melalui Kraepelin. Untuk melihat aspek ini, hanya perlu menghitung jumlah kesalahan atau jawaban yang bisa dikerjakan peserta. Jika jumlah kesalahan lebih banyak, itu artinya ketelitian peserta tergolong rendah. Begitu pula sebaliknya, jika jumlah kesalahan lebih sedikit dari jawaban yang tepat, maka karyawan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

4. Stabilitas Kerja

Dengan mengikuti Kraepelin, perusahaan bisa mengukur stabilitas kerja atau kestabilan emosi peserta. Intinya, tes ini mampu mengukur kemampuan karyawan dalam mengendalikan maupun meredam emosi ketika bekerja dalam tekanan. Aspek ini tak boleh kita pandang sebelah mata. Pasalnya, dalam dunia pekerjaan tak lepas dari tekanan kerja. Bahkan, tak jarang karyawan resign karena merasakan tekanan kerja yang terlalu berat.

5. Kemauan

Tes Kraepelin juga mampu mengukur kemauan seseorang. Kemauan ini bisa diartikan sebagai tanggung jawab yang harus dijalani karyawan saat bekerja. Dengan kemauan yang besar, karyawan dapat menyelesaikan tanggung jawab dengan baik. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada kemauan, maka pekerjaan itu tidak akan pernah selesai.

6. Ketahanan Kerja

Untuk mengukur ketahanan kerja atau keuletan kerja seseorang tidaklah sulit. Melalui Kraepelin, dengan jumlah soal yang banyak, mampu mengetahui daya tahan ataupun keuletan para peserta. Jika peserta mengikuti tes ini, dalam waktu yang terbatas, mereka harus mengerjakan soal-soal tersebut. Dengan begitu, tingkat konsistensi dan kestabilan dalam bekerja dapat terukur.

7. Motivasi

Tes Kraepelin juga mampu mengukur tingkat motivasi seseorang. Terutama saat mengerjakan hal-hal yang sulit. Hal ini biasanya berkaitan dengan pola perhitungan, angka, operasi matematika, middle, hingga advance. Seseorang dengan tingkat motivasi yang tinggi mampu bekerja dengan baik, bahkan ketika dalam kondisi buruk sekalipun.

8. Penyesuaian Diri

Aspek lainnya yakni penyesuaian diri. Tes ini mampu menunjukkan bagaimana seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan cepat. Selain itu, tes ini juga dapat mengukur adaptasi seseorang terhadap pekerjaan-pekerjaan yang baru dan belum pernah sebelumnya. Seperti yang diketahui, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang baik dalam beradaptasi maupun menyesuaikan diri.

9. Artimatika Sederhana

Tes Kraepelin dapat mengukur kemampuan simple arithmetic seseorang. Tes ini terdiri atas susunan angka-angka sederhana, yakni dengan menjumlahkan angka satuan. Melalui tes ini, Anda bisa mengetahui kemampuan seseorang terkait penjumlahan angka matematika yang sederhana.

Tujuan Tes Kraepelin

kraepelin test

Sumber: Pinterest

Ada 5 aspek yang diujikan dalam tes ini.

1. Daya Tahan

Pada tes ini, peserta akan diminta untuk melakukan penjumlahan dalam waktu yang singkat. Waktu yang singkat ini akan mengukur bagaimana daya tahan dan konsistensi peserta dalam mengerjakan tugas dengan waktu terbatas.

2. Kemauan

Waktu yang terbatas juga digunakan untuk mengukur bagaimana motivasi seseorang dalam mengerjakan sebuah tugas. Hal ini terutama tugas-tugas yang berhubungan dengan angka, pola perhitungan, dan operasi matematika.

3. Emosi

Selain konsistensi dan motivasi, aspek lain yang diuji pada tes Kraepelin adalah emosi. Tes ini akan mengukur bagaimana pengendalian emosi peserta ketika mengerjakan ditekan oleh tugas.

4. Penyesuaian Diri

Seperti halnya daya tahan, tes ini juga akan mengukur sejauh mana peserta dapat beradaptasi terhadap tugas yang diberikan.

5. Stabilitas Diri

Aspek terakhir yang diukur melalui tes ini adalah stabilitas diri. Tes Kraepelin ini terdiri atas beberapa tingkatan yang digunakan untuk mengukur tingkat stabilitas peserta dalam mengerjakan tugas.

Bagaimana Cara Mengerjakannya?

Layaknya mengikuti ujian pada umumnya, Kraepelin test memiliki beberapa ketentuan dalam proses pengerjaannya. Berikut adalah tata cara mengerjakan tes Kraepelin:

  1. Kraepelin test terdiri dari 45 kolom dan 60 baris yang berisi deretan angka 0—9.
  2. Keseluruhan waktu dalam tes yakni selama 20 menit, dengan rincian:
  3. Pengisian identitas diri: 4 menit.
  4. Penyampaian instruksi: 2 menit.
  5. Latihan contoh soal: 1 menit.
  6. Pengerjaan soal: 12 menit 30 detik.
  7. Peserta tes harus menjumlahkan angka-angka yang berdekatan mulai dari bawah ke atas.
  8. Peserta harus menuliskan hasil penjumlahan di samping kanan antara kedua angka yang dijumlahkan.
  9. Jika hasil penjumlahan lebih dari 10, peserta cukup menuliskan angka satuan. Contoh: apabila hasil penjumlahannya 13, kamu hanya perlu menuliskan angka 3 saja.
  10. Setiap 30 detik, pengawas akan memberi instruksi “Pindah!”, maka kamu harus segera pindah ke kolom selanjutnya. Kamu tidak perlu melanjutkan sisa soal pada kolom sebelumnya agar tidak terjadi gap antar kolom.
  11. Jika terdapat kesalahan dan ingin menggantinya, cukup coret dan tulis jawaban baru di samping kanannya.

Permudah Proses Perekrutan Karyawan dengan BroadwaysHR

Tes Kraepelin merupakan salah satu tes umum yang mungkin ditemui dalam proses seleksi tenaga kerja. Tes ini membutuhkan kecepatan dan ketelitian dalam mengerjakannya. Begitu pun dengan hasil dari tes ini yang berkaitan erat dengan arah karir seseorang. Dimana ketelitian, kecepatan, ketahanan, dan kestabilan dapat ditunjukkan melalui hasil skor yang telah dinilai penguji.

kraepelin test

Agar dapat mengelola uji psikotes seperti ini, Anda memerlukan teknologi HRIS seperti BroadwaysHR. Aplikasi ini dapat mempermudah Anda dalam pengelolaan rekrutmen dan juga pengembangan karyawan. Melalui fitur Organization Management, Anda dapat mengatur pengembangan dan pengelolaan organisasi. Hal ini meliputi pengaturan uji psikotest, job holder, employee assesment, dan lainnya. Segera registrasi di sini untuk mendapatkan uji coba GRATIS selama 30 hari.