micromanage adalah

Tanda-Tanda & 4 Tips Atasi Micromanage di Tempat Kerja

Di antara banyak jenis manajemen yang diterapkan untuk mengelola tugas karyawan, manajemen mikro atau micromanage adalah cara kepemimpinan yang dinilai bisa berdampak buruk pada menurunnya performa karyawan. Hal ini karena micromanage berfokus pada tindakan kontrol berlebihan dari atasan yang bisa menurunkan produktivitas karyawan. Seperti apa micromanage, penyebab, dan dampaknya? Simak ulasan selengkapnya tentang micromanage serta tips HR untuk mengatasinya.

Arti Micromanage adalah..

Dikutip dalam International Journal of Business and Management Invention, arti micromanage adalah gaya kepemimpinan di mana seorang atasan melakukan pengamatan dan kontrol berlebih terhadap performa karyawannya.

Gaya kepemimpinan mikro seperti ini menunjukkan bahwa atasan selalu ingin mengontrol karyawan secara berlebihan dan menuntut detail tugas pekerjaan dari bawahannya. 

Ilustrasinya seperti berikut, suatu hari karyawan diberikan satu tugas dari atasannya. Pada saat briefing, atasan memberikan penjelasan terkait detail tugas dan menentukan timeline untuk menyelesaikannya. Idealnya, atasan akan membiarkan karyawannya bekerja dan cukup memantau kinerja mereka.

Namun jika atasan bekerja atas egonya dan selalu berfokus pada detail pekerjaan serta menuntut progress pekerjaan tanpa diberikan bantuan sedikit pun, maka atasan tersebut termasuk micromanager. 

Tanda-Tanda Micromanagement di Tempat Kerja

Micromanagement bukan hanya soal berfokus pada detail terkecil. Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda seorang micromanager yang dapat dikenali.

  • Banyak menghabiskan waktu dalam mengawasi satu proyek sambil terlalu mengatur timnya tentang apa saja hal yang harus dilakukan sampai ke hal-hal kecil.
  • Tak jarang meragukan kinerja para bawahannya.
  • Suka mengecek detail kecil berkali-kali yang sebenarnya tidak memengaruhi pekerjaan.
  • Menunjukkan rasa marah dan tidak suka kepada tim yang mengambil keputusan tanpa sepengetahuannya. 
  • Suka menghubungi timnya di luar jam kerja, pada saat liburan, bahkan saat karyawannya sedang mengambil cuti. 
  • Jarang mengapresiasi kinerja karyawannya karena menganggap hasil kerja yang didapatkan berasal dari kerja kerasnya sendiri.
  • Sering menyalahkan karyawan apabila melakukan kesalahan, namun sebaliknya tidak bersedia menerima masukan atas kesalahan dan kekurangan yang dimiliki.

Dampak Negatif Adanya Micromanage di Kantor

Seperti apa dampak negatif dipimpin oleh atasan yang menerapkan micromanagement di tempat kerjanya? Simak poin-poinnya.

micromanage adalah

Stres Kerja Meningkat

Stres dalam bekerja dapat muncul jika dipimpin oleh atasan yang selalu menuntut dan mengontrol secara berlebihan. Karyawan tidak merasakan kebebasan dalam menyampaikan ide maupun pemikiran untuk kemajuan bisnis karena merasa di bawah kendali. Tidak hanya karyawan yang akan merasa stres bekerja, namun beban kerja atasan justru semakin bertambah karena selalu terlibat penuh dengan karyawannya. 

Mematikan Perkembangan Potensi Karyawan

Micromanager cenderung denial dan menutup akses terhadap masukan dari orang lain, termasuk karyawannya sendiri. Dalam proses pengambilan keputusan pun, mereka tidak melibatkan peran karyawan di dalamnya. 

Dampaknya, karyawan menjadi kesulitan dalam mengembangkan potensinya dalam berkarier. Karyawan bahkan takut untuk berinisiatif karena terkekang oleh atasan.

Menghambat Kesuksesan Perusahaan

Micromanager cenderung perfeksionis dan pada saat bersamaan hanya percaya pada diri sendiri. Padahal saat memimpin tim di perusahaan, belum tentu apa yang diputuskan sendiri oleh micromanager, selalu menjadi hal terbaik untuk perusahaan.

Sangat memungkinkan para anggota tim yang dipimpinnya memiliki segudang ide dan inovasi yang berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Perusahaan yang sukses selalu melibatkan karyawannya dalam setiap tindakan yang dilakukan.

Tips Jitu HR Mengatasi Micromanagement 

Sebagai atasan atau tim HR di perusahaan, pastikan Anda tidak melakukan micromanagement yang membuat lingkungan kerja toxic bagi karyawan.

1. Tanamkan Pikiran Bekerja dalam Tim

Seorang micromanager cenderung lebih mudah memberikan standar subyektif pada karyawan dan membatasi kebebasannya. Mereka sering kali mengontrol bahkan mendikte setiap pekerjaan karyawan. 

Maka sebagai atasan dan tim HR, tanamkan pemikiran bahwa saat ini tim bekerja untuk kepentingan bersama, tidak untuk memenuhi ego semata. Peganglah prinsip “bekerja sebagai leader yang mampu mengarahkan dan membimbing, tidak hanya sekadar memberi perintah.”

2. Bangun Komunikasi yang Baik dengan Tim

Komunikasi yang berkualitas adalah hal yang penting dalam tim. Diskusikan apa saja yang menjadi pekerjaan tim. Biarkan karyawan untuk menyampaikan opini dan masukan untuk kemajuan tim. Selain itu, atasan atau tim HRD dapat menanyakan kepada tim (misalnya melalui survei) untuk mengevaluasi diri sebagai team leader. 

Melalui komunikasi juga akan lebih memudahkan HR untuk membangun sistem dalam menyelesaikan project yang sedang dan akan dijalankan oleh tim. Leader di awal juga harus memberikan briefing yang jelas terkait tugas atau proyek yang akan dikerjakan.

micromanage adalah

3. Menghindari Perfeksionisme dalam Bekerja

Salah satu penyebab munculnya toxic micromanagement adalah leader tim yang terlalu perfeksionis dalam bekerja. Seorang leader yang baik harus membiarkan karyawannya untuk mendapatkan kesempatan belajar. Trial and error adalah hal yang lumrah terjadi selama proses pembelajaran.

Biarkan tim Anda belajar dari setiap kesalahan yang diperbuat dan tidak diulangi lagi. Jika sikap perfeksionisme dapat dihilangkan, maka tim Anda lebih mudah mencapai kesuksesan bersama.

4. Percayakan dan Berikan Tanggung Jawab yang Lebih kepada Tim

Tips mengatasi micromanage agar tidak terjadi di tempat kerja adalah dengan memberikan dan mempercayakan tanggung jawab baru kepada tim agar mereka belajar dan berkembang jauh lebih baik.

Saat anggota tim Anda bersedia mengerjakan tanggung jawab baru yang lebih besar, maka mereka akan terbiasa dan terasah kompetensinya dalam bekerja. Tim juga akan lebih mudah dipercaya, berintegritas, dan cakap dalam menghadapi permasalahan. Dengan begitu, tidak ada alasan bagi atasan untuk melakukan micromanaging.

Buat Sistem Pengawasan Karyawan dengan Aplikasi BroadwaysHR

Jika di perusahaan Anda saat ini terindikasi muncul praktik micromanagement, lakukan evaluasi dan perbaikan manajemen yang lebih efektif. Manajer dan karyawannya perlu membangun hubungan dan komunikasi yang sehat agar dapat berkolaborasi.

Untuk membangun kualitas kerja terbaik, maka HR memerlukan sistem pengawasan karyawan yang praktis. Ini penting agar atasan dapat melakukan penilaian dan analisis terkait kekuatan dan kelemahan yang dimiliki tim. Mulai dari membuat daily-report per-week, performance appraisal, serta berbagai survey. 

Dengan sistem HRIS yang andal seperti BroadwaysHR, sejak awal proses rekrutmen karyawan telah menggunakan aplikasi rekrutmen online. Sehingga screening karyawan benar-benar dilakukan dengan baik dan didapat karyawan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. 

BroadwaysHR hadir sebagai solusi bagi HR untuk mengelola karyawan dengan proses yang lebih cepat, akurat, dan anti ribet serta otomatis terintegrasi dengan sistem payroll. Fitur Organization Development memberikan Anda kemudahan mengelola dan mengembangkan organisasi, meliputi pengaturan job holder, employee assessment, employee training, dan lainnya.

Tertarik menggunakan fitur dan layanan BroadwaysHR yang berbasis cloud? Hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut dan nikmati FREE TRIAL selama 30 hari.

micromanage adalah