Kekurangan dan Kelebihan Sistem 4 Hari Kerja di Perusahaan
Tidak hanya sekolah saja yang bisa hanya Senin sampai Jumat. Kerja pun juga bisa demikian. Jika dibayangkan, memang enak rasanya jika seseorang hanya bekerja selama 4 hari kerja dalam seminggu. Hal ini dikarenakan semakin banyak hari libur yang tersedia untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, apakah benar jika bekerja empat hari dalam seminggu benar-benar menguntungkan? Ternyata, ada pula kerugian dari bekerja empat hari dalam seminggu. Berikut ini keuntungan dan kerugian bekerja empat hari dalam seminggu.
Kelebihan Sistem 4 Hari Kerja
Sumber: iStockPhoto
1. Kualitas Hidup Karyawan Lebih Baik
Bekerja dengan waktu yang lebih sedikit membuat karyawan memiliki lebih banyak waktu untuk refreshing sehingga lebih banyak peluang untuk terhindar dari stres. Hal ini dibuktikan dari temuan perusahaan asal Selandia Baru yang menunjukkan penurunan stres bisa mencapai 45 persen. Selain itu, dengan empat hari kerja, karyawan memiliki lebih banyak waktu untuk istirahat. Atau ketika sedang sakit, mereka lebih banyak waktu untuk bisa segera sembuh. Selain itu, waktu yang dihabiskan antara keluarga dan pekerjaan akan semakin seimbang.
2. Produktivitas Karyawan Meningkat
Dengan diberlakukannya empat hari kerja, produktivitas karyawan akan semakin meningkat sebanyak 40 persen. Selain itu, kepuasan dalam pekerjaan, hubungan antar tim, dan loyalitas terhadap perusahaan juga semakin meningkat. Tak hanya produktivitas, kreativitas karyawan juga semakin meningkat karena karyawan akan mulai berpikir untuk menyelesaikan segala pekerjaan dengan waktu yang lebih sedikit. Hal ini juga akan mendorong karyawan untuk tidak menunda pekerjaannya.
3. Efisiensi Sumber Daya Meningkat
Negara-negara yang menerapkan waktu pekerjaan yang lebih sedikit memiliki jejak karbon yang lebih sedikit. Maksudnya adalah, dengan waktu kerja hanya 4 hari, berarti karyawan tidak lagi harus menggunakan listrik lebih lama dan mengendarai motor yang menyebabkan polusi udara lebih banyak. Hal ini pernah dicoba diberlakukan di negara bagian Utah, Amerika Serikat. Dengan menerapkan empat hari kerja, sebuah perusahaan dapat menghemat pengeluaran untuk energi dan pengurangan produksi karbon hingga 6 ribu metrik ton emisi karbon dioksida.
4. Banyak Waktu Meningkatkan Skill
Karyawan akan mendapat banyak waktu untuk meningkatkan skill yang dimilikinya. Dengan tiga hari libur, maka pegawai dapat memiliki tiga hari untuk mengikuti berbagai les tambahan atau mengikuti berbagai kelas. Sehingga tak hanya berdampak pada skill individu, namun juga produktivitas dan efisiensi perusahaan.
5. Meningkatkan Kesetaraan Karyawan
Dengan adanya 4 hari kerja, seorang wanita tetaplah dapat bekerja dan mengurus anak dengan waktu yang relatif sama. Selain kesetaraan, kesehatan mental juga akan terjaga. Beban kerja menjadi berkurang sehingga bibit-bibit stres bisa diminimalkan. Tak hanya itu juga, jika dulu karyawan sulit untuk melakukan me time, dengan sistem ini mereka bisa mewujudkannya.
6. Mengurangi Penggajian
Ini merupakan keuntungan yang khusus diperuntukkan bagi pengusaha atau pemilik usaha. Mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih melalui pemangkasan durasi kerja menjadi 4 hari dalam satu minggu. Untuk perusahaan yang menerapkan sistem upah per jam atau per hari bisa menghemat pembayaran upah juga.
Kekurangan Sistem Empat Hari Kerja
Sumber: iStockPhoto
1. Kepuasan Pelanggan Menurun
Bagaimanapun, dampak pemangkasan hari kerja tidak hanya dirasakan oleh perusahaan dan karyawan di dalamnya saja, namun juga dirasakan oleh pelanggan Anda. Apabila sistem empat hari kerja diterapkan, maka otomatis waktu pelayanan pelanggan juga ikut berkurang. Hal ini berisiko menimbulkan banyak keluhan dan mengurangi kepuasaan pelanggan karena kantor tutup pada hari Jumat. Pelayanan tidak mungkin hanya 4 hari saja. Diperlukan sebuah teknologi seperti penjawab pesan otomatis atau web yang mengandalkan AI yang memungkinkan pelanggan mendapatkan pelayanan tanpa mengandalkan karyawan di kantor.
2. Beban Kerja Meningkat
Efektifitas sistem empat hari kerja masih dalam tahap uji coba dalam jangka waktu yang sementara. Hingga batas tertentu, sistem ini bisa menjadi biasa dan justru mengurangi manfaat awalnya. Masih ditemukan pendekatan yang salah dalam penerapan sistem ini terkait standar jam kerja efektif per harinya. Misal, pekerjaan yang dikompresi tidak selalu bisa diselesaikan dengan cepat. Alih-alih mengeliminasi waktu kerja, malah bisa lembur terus-terusan selama 4 hari karena target yang belum tercapai. Jika seperti itu, kehidupan pribadi karyawan selama hari kerja juga ikut terganggu, bukan?
3. Tumpang Tindih dalam Shift Kerja
Untuk perusahaan yang menerapkan sistem shift, sistem kerja empat hari akan berdampak pada tumpang tindihnya pengaturan shift kerja karyawan. Sebab, durasi jam kerja karyawan dalam sehari memanjang sedangkan perusahaan yang beroperasi 24 jam biasanya menerapkan sistem 3 shift. Tidak mungkin membuat karyawan bekerja 10 jam per hari dan tidak mungkin juga menerapkan 3 shift karena akan ada penumpukan pada jam-jam transisi. Sehingga, metode 4 hari kerja nampaknya belum cocok diterapkan pada semua bidang pekerjaan.
4. Tidak Bisa Diterapkan pada Beberapa Pekerjaan
Tidak semua jenis bisnis dapat menerapkan sistem kerja empat hari dalam seminggu. Ada beberapa jenis bisnis yang dibutuhkan pada Hari Jumat. Misalnya saja jasa penitipan anak. Untuk Hari Jumat, jasa penitipan anak masih diperlukan untuk dibuka. Hal ini dikarenakan banyak orang tua yang masih bekerja pada Hari Jumat. Jika pihak perusahaan penitipan anak tetap bersikeras untuk libur pada Hari Jumat, tentu hal ini sangat disayangkan. Perusahaan akan kehilangan pendapatannya untuk sehari.
5. Adanya Risiko Lembur/Overwork
Bekerja lima hari dalam seminggu saja masih sering lembur, apalagi bekerja empat hari dalam seminggu. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, karena kapabilitas per pegawai berbeda dalam menyelesaikan beban kerja yang telah diberikan, maka kecepatan mereka dalam menyelesaikan tugas juga tentu berbeda. Akibatnya, ada beberapa pegawai yang mungkin akan mengajukan lembur pada Hari Jumat, bahkan ditambah dengan Hari Sabtu. Hal tersebut tentu sama saja dengan bekerja lima hari dalam seminggu. Ditambah lagi, lembur akan menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Mulai dari upah lembur, hingga biaya operasional kantor.
6. Perubahan Tidak Signifikan
Apabila pekerja tidak mampu menjalankan sistem ini dengan baik, maka kerja 4 hari seminggu tidak mungkin jauh berbeda dengan 5 hari seminggu. Terdapat bermacam-macam risiko kerugian yang bisa dijumpai dalam sistem terbaru ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akan terdapat tidak sedikit karyawan yang akan meminta lembur pada hari Jumat. Hal tersebut sama saja dengan biaya operasional untuk 5 hari kerja dalam satu minggu. Lalu dengan menutup usaha, khususnya pada hari Jumat, pelanggan akan enggan berkurang dan usaha yang dijalani tersebut dapat sepi, dan lebih parahnya lagi yakni bangkrut.
Atur Jadwal Kerja Karyawan dengan BroadwaysHR!
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Anda tentunya memerlukan teknologi untuk mendukung pelaksanaan sistem kerja di perusahaan Anda, baik sistem WFO atau WFH, sistem shift ataupun sistem empat hari kerja. Anda dapat mempercayakan BroadwaysHR, aplikasi HR daring terbaik di Indonesia, untuk membantu perusahaan Anda. Gunakan fitur Time Management untuk mengatur jam kerja karyawan. Coba sekarang untuk memanfaatkan fitur tersebut selama 30 hari GRATIS dengan registrasi di sini.