Work Life Balance Gen Z di Dunia Kerja
Di era digital ini, Gen Z menghadapi dilema unik dalam dunia kerja. Survei terbaru menunjukkan 78% generasi ini menolak budaya kerja berlebihan meski ditawari gaji tinggi. Mereka menciptakan paradigma baru dimana gaji dan kebahagiaan harus berjalan seimbang atau dikenal ‘work life balance‘. Gen Z membawa perubahan besar dalam budaya kerja. Mereka menolak konsep ‘hidup untuk bekerja’ karena keseimbangan hidup menjadi prioritas utama. Selain itu, Gen Z juga menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Era digital menuntut skill baru untuk bertahan dan sukses bahkan pekerjaan tradisional tergantikan oleh teknologi.

Sumber: freepik
1. Memahami Pola Pikir Finansial Gen Z
Gen Z menganggap uang sebagai alat, bukan tujuan akhir. Survei Bank of America 2023 mengungkap:
-
- 65% lebih memilih pekerjaan bermakna dengan gaji cukup
- Hanya 35% yang mau bekerja overtime untuk gaji besar
- 82% memprioritaskan kesehatan mental diatas karir
Pengelolaan finansial Gen Z dari gaji dialokasikan menjadi: 50% kebutuhan – 30% pengembangan diri – 20% investasi.
2. Fakta Work Life Balance Gen Z
Survey Deloitte 2024 menunjukkan 73% Gen Z menolak kerja overtime, karena mereka memilih fleksibilitas daripada gaji tinggi. Kesehatan mental menjadi pertimbangan utama dan perusahaan harus beradaptasi dengan kebutuhan ini. Gen Z melihat pekerjaan sebagai bagian dari hidup, bukan hidup untuk bekerja. Fleksibilitas waktu (80% Gen Z menolak jam kerja kaku), budaya kerja sehat (65% lebih memilih lingkungan inklusif), dan tujuan bermakna (73% ingin pekerjaan berdampak sosial).
Baca juga: 8 Tips Wujudkan Work Life Balance Versi Diri Anda, Simple dan Mudah!
3. Work Life Balance ala Gen Z
Perusahaan yang menawarkan remote work lebih diminati gen Z karena fleksibilitas waktu kerja meningkatkan produktivitas dan kepuasan. Gen Z berani bilang ‘tidak’ ketika ada kerjaan diluar jam kantor. Mereka menjaga waktu pribadi untuk keluarga dan hobinya. Agar kerja lebih efektif Gen Z menggunakan bantuan tools digital yang membuat mereka punya banyak waktu luang. Selain itu, Gen Z juga melakukan beberapa teknik untuk Work Life Balance:
-
- Memperhatikan mental health dengan olahraga, liburan, healing
- Memberi ruang kreativitas
- Teknik ‘deep work’ tanpa distraksi
- Weekend tanpa notifikasi kerja
- Meditasi digital 10 menit/hari
Baca juga: Pentingnya Work Life Balance Karyawan Bagi Perusahaan
Gen Z (kelahiran 1997-2012) membawa angin segar dalam konsep Work Life Balance. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang sering mengorbankan kehidupan pribadi demi karir. Gen Z menciptakan formula baru yang lebih manusiawi dan berkelanjutan. Berikut ciri khasnya:
- Kesehatan mental > gaji tinggi
- Pola kerja revolusioner (3 hari WFO – 2 hari WFH – 2 hari weekend)
- Sistem waktu cerdas (fokus kerja 4-6 jam/hari dan kurangi meeting tidak perlu)
- No work contact setelah jam 6 pm dan weekend = sacred personal time
Gen Z membuktikan bahwa bekerja cerdas dengan batasan sehat justru menghasilkan kinerja lebih baik. Pola ini tidak hanya menguntungkan pekerja, tapi juga menciptakan budaya corporate yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
