halo effect adalah

Arti Halo Effect, Contoh, Plus Minus, dan 4 Cara Atasinya

Saat bertemu dengan orang baru, umumnya penampilan atau yang tampak dari luar berpengaruh besar dalam kesan pertama Anda terhadap orang tersebut. Tak hanya itu saja sikap yang sengaja ditunjukkan orang lain pun juga sering mengelabui Anda dalam menilai karakteristik mereka yang sebenarnya. Kesan pertama dalam memengaruhi cara pandang kita ke orang lain tersebut umumnya disebut dengan istilah halo effect.

Dalam dunia kerja, fenomena tersebut kerap terjadi terutama saat proses rekrutmen kerja. Bisa jadi halo effect adalah cara pikir yang membantu HRD dalam membuat keputusan secara cepat. Namun, di sisi lain, hal tersebut bisa menciptakan bias persepsi yang belum tentu benar adanya. Informasi selengkapnya dapat Anda simak melalui artikel berikut ini

Halo Effect adalah?

Secara lebih detail, halo effect adalah kesan positif terhadap orang lain di pertemuan pertama yang pada akhirnya berdampak pada penilaian secara menyeluruh terhadap individu tersebut. 

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa apa yang orang lain tampilkan/tunjukan di awal pertemuan akan memengaruhi penilaian Anda terhadap mereka secara lebih luas. Misalnya saja, orang dengan penampilan menarik akan lebih meyakinkan pihak perekrut daripada pelamar lain yang tidak memperhatikan penampilan.

Contoh lainnya adalah, orang yang pandai berbicara, ramah, dan supel, akan dianggap sebagai orang yang cerdas, punya wawasan yang luas, dan bisa diandalkan. Padahal, kenyataan yang sebenarnya belum tentu demikian.

Baca juga: Ada 6 Metode Penilaian Kinerja Karyawan untuk Keuntungan Bisnis Anda

Contoh Kasus Halo Effect

Dalam artikel kali ini, Anda akan diajak untuk mendalami berbagai kejadian atau kasus di dalam perusahaan yang menggambarkan efek halo effect. Beberapa contoh di bawah ini sering terjadi, tapi masih banyak yang belum sadar bahwa kejadian tersebut merupakan bias penilaian sesaat yang belum tentu tepat.

1. Pembagian Tugas Karyawan

Di dalam sebuah tim di perusahaan, pasti ada beberapa orang yang memiliki kompetensi lebih unggul jika dibandingkan dengan yang lainnya. Tanpa sadar, semua orang, baik itu atasan atau rekan sejawat, akan menganggap dirinya bisa diandalkan untuk semua pekerjaan bahkan di luar bidang yang digeluti saat ini.

Kesalahan yang sering terjadi adalah, karyawan tersebut kemudian kerap dipercaya untuk menangani tugas atau proyek lain di luar bidangnya dengan harapan akan memperoleh hasil yang memuaskan. Faktanya, output yang sempurna hanya akan dihasilkan oleh individu yang tepat atau menguasai skill yang dibutuhkan.

2. Rekrutmen Pegawai Baru

Rekrutmen pegawai baru kerap menjadi contoh dari kasus halo effect di lingkungan kerja. Sering kali, proses rekrutmen yang menguras waktu dan tenaga berakhir dengan memprioritaskan rekomendasi calon karyawan dari orang-orang terpercaya di perusahaan. 

Perekrut lebih mengutamakan orang-orang tersebut karena ada jaminan dari pihak internal perusahaan. Sayangnya, hal ini akan merugikan kandidat lain yang bisa saja lebih memenuhi kualifikasi perusahaan secara menyeluruh.

3. Subjektif dalam Memberi Sanksi

Sikap pilih kasih antar karyawan juga menjadi salah satu contoh lainnya yang pasti sudah tidak asing lagi di dunia kerja. Karyawan yang kompeten dan berprestasi umumnya akan mendapat pemakluman dari pihak terkait saat membuat kesalahan tertentu. Namun, karyawan lain mungkin akan mendapatkan perlakuan yang lebih tegas saat melakukan kesalahan yang sama.

4. Evaluasi Kinerja 

Hasil evaluasi kinerja karyawan juga kerap menjadi pertanyaan karena penilaian yang sifatnya subjektif. Entah apapun yang mendasari hasil penilaian tersebut, tapi seharusnya tim yang bertanggung jawab atas evaluasi karyawan lebih mengedepankan performa dan produktivitas kerja dalam jangka waktu tertentu.

Baca juga: Evaluasi Kinerja Datangkan Manfaat bagi Perusahaan dan Karyawan, Simak!

Dampak Positif dan Negatifnya

halo effect adalah

Sumber: Freepik

Halo effect adalah bias kognitif yang bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Meski dari beberapa contoh kasus pada ulasan sebelumnya, hal ini cenderung memberikan dampak yang negatif. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa masih ada sisi positif yang bisa Anda temukan dari bias kognitif tersebut.

Kesan pertama memang tidak bisa menjadi acuan dalam menilai seseorang secara menyeluruh. Pasalnya, apa yang terlihat secara kasat mata atau yang sengaja orang lain tunjukkan, bisa jadi untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya berbanding terbalik.

Hal tersebut mengakibatkan penilaian yang salah, tidak akurat, bahkan menggiring seseorang untuk berlaku tidak adil terhadap orang lain. Namun, di saat-saat tertentu, bias kognitif dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan yang sifatnya urgent atau harus dilakukan saat itu juga.

Baca juga: Employee Adalah Aset, Simak Cara Manajemen Relasinya!

Cara Mengatasi Halo Effect di Tempat Kerja

halo effect adalah

Sumber: Freepik

Ada banyak faktor yang memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan atau membuat penilaian penting di dalam perusahaan. Supaya tidak terjebak dalam situasi halo effect, Anda bisa menerapkan beberapa cara bijak berikut ini.

1. Hati-Hati dalam Membuat Kesimpulan

Kesan pertama memang sering kali memengaruhi pengambilan keputusan seseorang. Namun, akan lebih adil jika Anda melakukan observasi secara menyeluruh dengan menggali informasi lebih dalam dari orang tersebut dan mengumpulkan berbagai data yang mendukung untuk proses penilaian lebih lanjut.

2. Tetapkan Ekspektasi yang Jelas

Proses evaluasi kinerja karyawan semestinya dibuat berdasarkan standar dan kompetensi yang diinginkan perusahaan. Oleh sebab itu, manajer atau pihak terkait semestinya membuat acuan standar yang harus dipenuhi setiap karyawan untuk nantinya ditinjau pada tahap evaluasi kinerja karyawan.

3. Lakukan Proses Rekrutmen Sesuai Kebutuhan

Penampilan, keadaan fisik, perilaku, dan hal-hal lain yang bisa membuat perekrut terjebak dalam situasi halo effect sebaiknya disikapi dengan lebih bijak. Artinya, tim perekrut harus benar-benar fokus pada kebutuhan perusahaan, pengalaman dan kompetensi kandidat agar bisa mengeluarkan keputusan yang adil dan bijaksana.

4. Menawarkan Kesempatan yang Sama untuk Seluruh Karyawan

Setiap karyawan di perusahaan berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan jenjang karier yang lebih tinggi. Anda bisa memberikan peluang tersebut kepada siapa saja berdasarkan prestasi, kompetensi, dan kontribusi mereka terhadap karyawan. Dengan demikian, hal ini akan membuat kompetisi antar pekerja menjadi lebih sehat.

Baca juga: 6 Rahasia Perusahaan dalam Tingkatkan Produktivitas Karyawan

halo effect adalah

Proses rekrutmen dan evaluasi kinerja karyawan yang adil tanpa adanya pengaruh halo effect bisa Anda wujudkan dengan menggunakan fitur Organization Development dari aplikasi BroadwaysHR.

BroadwaysHR adalah aplikasi HRIS berbasis cloud terbaik yang menjadi solusi tepat dalam menjawab setiap tantangan dalam pengelolaan SDM terutama di era digital seperti sekarang. 

Dilengkapi dengan 8 fitur menarik lainnya, perusahaan dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi Human Resources Development yang membantu bisnis dan organisasi tumbuh dan berkembang sesuai harapan di masa depan. 

Hubungi kami di sini untuk mendapatkan penawaran terbaik dari BroadwaysHR!