
Contoh Laporan Evaluasi Kinerja Karyawan dan 5 Metodenya
Dalam periode waktu tertentu, perusahaan umumnya akan melakukan evaluasi kinerja karyawan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki tiap individu. Hal ini bisa terjadi dalam jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali. Penilaian tersebut umumnya berhubungan dengan evaluasi keterampilan, pencapaian, kelemahan, dan progress karyawan selama bekerja di perusahaan. Setiap perusahaan biasanya memiliki kriteria masing-masing dalam menetapkan standar penilaian yang adil dan sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Selain itu, metodenya pun cukup beragam. Untuk memahami informasinya secara jelas, di bawah ini telah terangkum, manfaat, kriteria, metode, dan contoh laporan evaluasi kinerja karyawan untuk Anda.
Kenapa Laporan Penilaian Kinerja Karyawan Penting?
Masa depan perusahaan bergantung pada kinerja karyawannya. Oleh sebab itu, proses evaluasi kinerja karyawan sangat penting untuk dilakukan. Berikut beberapa alasan yang membuat laporan penilaian kinerja karyawan begitu penting.
1. Mengenali Kelebihan dan Kekurangan Karyawan
Fokus utama dalam melakukan penilaian kinerja karyawan adalah untuk mengukur kemampuan dan potensi pada tiap individu. Namun, manfaatnya tak sebatas itu saja, tapi juga untuk mengetahui kelemahan pada diri karyawan. Dengan demikian, perusahaan bisa mencari solusi guna mengatasi kekurangan yang dimiliki setiap karyawan.
2. Landasan dalam Membuat Penilaian yang Objektif
Laporan evaluasi kinerja karyawan juga menjamin transparansi dan proses penilaian yang objektif. Pasalnya, penilaian yang dibuat murni berdasarkan pencapaian yang diupayakan oleh setiap karyawan.
Karyawan yang memenuhi kriteria atau standar penilaian tertentu, umumnya akan mendapatkan reward sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, hal ini akan menambah semangat kerja dan memotivasi setiap karyawan untuk memberikan performa yang lebih baik lagi.
3. Mengoptimalkan Pengembangan Karyawan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa evaluasi kinerja karyawan berguna untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan karyawan. Jadi, karyawan yang memiliki potensi tertentu bisa mendapatkan pelatihan kerja yang nantinya akan menunjang kinerja karyawan menjadi semakin optimal.
Di sisi lain, apabila perusahaan menemui adanya suatu kekurangan pada diri karyawan, maka perusahaan bisa mengupayakan program pengembangan skill tertentu untuk mendukung perbaikan kinerjanya.
4. Bahan Pertimbangan dalam Mengangkat Karyawan Tetap
Laporan evaluasi kinerja karyawan juga dijadikan bahan pertimbangan dalam mengangkat seseorang menjadi karyawan tetap. Tentunya ada standar dan kriteria tertentu yang wajib dipenuhi karyawan jika ingin menjadi karyawan tetap di perusahaan. Oleh sebab itu, laporan penilaian kinerja tersebut akan membantu pihak manajemen SDM dalam membuat keputusan.
Baca juga: 4 Manfaat Penilaian Kinerja yang Jamin Bisnis Sukses
Kriteria Penilaian Kinerja Karyawan

Sumber: Freepik
Setiap organisasi pastinya punya standar atau Key Performance Indicator yang berbeda satu sama lain. Namun, secara umum beberapa kriteria yang dipakai untuk melakukan penilaian kinerja karyawan adalah sebagai berikut.
- Pengetahuan terkait pekerjaan karyawan.
- Disiplin waktu atau ketepatan waktu dalam mengerjakan tugas sesuai deadline.
- Kualitas atau mutu kerja yang dihasilkan karyawan.
- Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan.
- Kemandirian kerja.
- Kemampuan karyawan dalam beradaptasi dengan perusahaan.
- Komunikasi antar sesama karyawan.
- Kepiawaian pekerja dalam membangun kerja sama tim.
- Kemampuan dalam manajemen waktu.
- Kemampuan leadership yang dimiliki.
Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Kualitas SDM Paling Efektif di Kantor
Metode Penilaian Kinerja Karyawan

Sumber: Freepik
Sebelum beralih ke contoh laporan evaluasi kinerja karyawan, Anda juga harus memahami berbagai metode dalam melakukan penilaian tersebut. Umumnya, perusahaan menerapkan beberapa metode sebagai berikut.
1. Traditional Assessment
Sesuai dengan namanya, traditional assessment menerapkan metode penilaian dengan cara yang paling sederhana. Pasalnya, evaluasi dilakukan hanya berdasarkan pengamatan atasan ke karyawan secara langsung di lapangan.
Dalam pengamatan tersebut, atasan akan berbicara secara langsung kepada karyawan terkait tugas, tanggung jawab, dan hasil pencapaian yang diperoleh. Meski metode ini dianggap sebagai cara yang paling mudah, tapi hasil penilaian menjadi kurang objektif karena hanya mengandalkan pengamatan dari satu pihak saja.
2. Management by Objectives (MBO)
Metode berikutnya adalah MBO yang merupakan singkatan dari Management by Objectives. Berbeda dengan metode sebelumnya, penilaian dengan cara MBO dikaitkan dengan pencapaian tujuan dalam jangka waktu tertentu.
Proses evaluasi dengan metode ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu planning, monitoring, dan reviewing. Kelebihan metode ini adalah karyawan dan atasan dapat menciptakan komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan tertentu. Sayangnya, cara ini hanya bertumpu pada penilaian dalam mencapai tujuan semata tanpa memperhitungkan faktor-faktor penting lainnya.
3. 360-Degree Feedback
Penilaian kinerja dengan metode 360 degree feedback melibatkan respon dari banyak pihak seperti manajer, partner kerja, pelanggan, dan laporan secara langsung. Cara ini dianggap lebih fair, objektif, serta komprehensif karena merujuk pada pendapat banyak pihak.
Umumnya, penilaian dengan metode ini memasukkan banyak unsur yang meliputi self appraisal, manager review, peer review, subordinates appraising manager, serta customer review.
4. Assessment Center Method
Metode yang satu ini sudah ada sejak tahun 1930 dan pertama kali dipopulerkan oleh Angkatan Darat Jerman. Dalam perkembangannya, metode ini banyak mengalami penyesuaian hingga masa sekarang.
Proses penilaian kinerja karyawan melalui assessment center method cukup kompleks yang meliputi penerapan metode partisipasi dalam simulasi sosial, diskusi yang bersifat tidak resmi, latihan mencari fakta, pengambilan keputusan, dan permainan peran.
Meski metode ini mampu memprediksi kinerja karyawan di masa depan, tapi prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit.
5. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Penilaian kinerja karyawan dengan metode BARS menggunakan rating angka sebagai dasar pengukurannya. Fokus utama pada evaluasi ini adalah dengan membuat perbandingan antara kinerja karyawan dengan perilaku SDM secara spesifik.
Contohnya pelanggan yang memberikan rating 5 karena puas dengan penjelasan karyawan A, dan memberikan rating 4 atas kecepatan waktu dalam melayani mereka. Berdasarkan hal tersebut, analisis kinerja karyawan menjadi lebih akurat dan proses evaluasi berjalan secara konsisten.
Baca juga: 4 Cara Performance Review yang Harus Diketahui Seorang Manajer!
Contoh Laporan Penilaian Kinerja Karyawan
Untuk memudahkan Anda dalam memahaminya, berikut ini adalah contoh laporan penilaian kinerja karyawan yang bisa menjadi gambaran.
Demikian informasi yang bisa Anda simak tentang manfaat, kriteria, metode dan contoh laporan evaluasi kinerja karyawan. Nah, saat ini tim HR bisa membuat laporan secara lebih praktis dengan memanfaatkan fitur Organization Development dari aplikasi BroadwaysHR.
Aplikasi berbasis cloud terbaik yang satu ini secara khusus dibuat untuk memaksimalkan kinerja tim HR dalam perusahaan, terutama dalam hal pengelolaan karyawan.
BroadwaysHR juga menawarkan banyak fitur unggulan menarik lainnya yang berfungsi untuk mencatat presensi karyawan, input database pegawai, perhitungan kompensasi dan benefit, manajemen payroll, jaminan sosial, manajemen perjalanan dinas, dan layanan mandiri bagi karyawan.
Klik di sini untuk mengetahui informasi selengkapnya, dan nikmati layanan coba gratis aplikasi selama 30 hari dengan mendaftar sekarang juga!