
Kenapa Turnover Karyawan Tinggi? Ini Penyebabnya
Perputaran angka turnover karyawan tinggi dan terlalu cepat adalah isu besar bagi perusahaan. Turnover sendiri merupakan istilah yang mengacu pada proses perputaran karyawan dalam sebuah perusahaan. Hal ini diukur berdasarkan jumlah karyawan yang berhenti dan mencari pekerjaan baru dalam periode waktu tertentu. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak beberapa penyebab dari turnover karyawan tinggi pada perusahaan.
8 Penyebab Turnover Karyawan Tinggi
Sumber: iStockPhoto
Ada beberapa faktor dari turnover karyawan yang tinggi diantaranya adalah :
1. Kepuasan Kerja
Pada tingkat individual, kepuasan merupakan variabel psikologis yang paling sering diteliti dalam suatu model intention turnover. Aspek kepuasan yang ditemukan berhubungan dengan keinginan individu untuk meninggalkan organisasi meliputi kepuasan akan upah dan promosi, kepuasan atas supervisi yang diterima, kepuasan dengan rekan kerja, dan kepuasan akan pekerjaan dan isi kerja.
2. Komitmen Organisasi dari Karyawan
Karena hubungan kepuasan kerja dan keinginan meninggalkan tempat kerja hanya menerangkan sebagian kecil varian, maka jelas model proses intensi turnover karyawan harus menggunakan variabel lain di luar kepuasan kerja sebagai satu-satunya variabel penjelas. Komitmen organisasi dapat dibedakan dari kepuasan kerja. Hal ini mengacu pada respon emosional (affective) individu kepada keseluruhan organisasi, sedangkan kepuasan mengarah pada respon emosional atas aspek khusus dari pekerja.
3. Usia
Karyawan muda mempunyai tingkat turnover yang lebih tinggi daripada karyawan yang lebih tua. Semakin tinggi usia seseorang, semakin rendah intensi turnover-nya. Karyawan yang lebih muda lebih tinggi kemungkinan untuk keluar. Hal ini mungkin disebabkan pekerja yang lebih tua enggan berpindah-pindah tempat kerja karena berbagai alasan, seperti:
- tanggung jawab keluarga
- mobilitas yang menurun
- tidak mau repot pindah kerja
- memulai pekerjaan di tempat kerja baru
- energi yang sudah berkurang
4. Lama Kerja
Dua pertiga sampai tiga perempat bagian dari karyawan yang keluar terjadi pada akhir tiga tahun pertama bekerja. Turnover lebih banyak terjadi pada karyawan dengan masa kerja lebih singkat. Interaksi dengan karyawan sepantaran, kurangnya sosialisasi awal merupakan keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya turnover karyawan tinggi tersebut.
5. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan berpengaruh pada dorongan untuk melakukan turnover. Dengan pendidikan yang tinggi dan jabatan yang sesuai maka berpengaruh terhadap retensi karyawan. Jika pendidikan tidak sesuai dengan jabatan yang diinginkan maka berpengaruh terhadap tingkat turnover yang tinggi.
6. Keterikatan Terhadap Perusahaan
Keterikatan terhadap perusahaan mempunyai korelasi yang negatif dan signifikan terhadap turnover. Berarti semakin tinggi keterikatan seseorang terhadap perusahaannya, akan semakin kecil ia mempunyai intensi untuk berpindah pekerjaan dan perusahaan. Karyawan yang mempunyai rasa keterikatan yang kuat terhadap perusahaan tempat ia bekerja berarti mempunyai dan membentuk perasaan memiliki (sense of belonging), rasa aman, efikasi, tujuan dan arti hidup, serta gambaran diri yang positif. Dampak secara langsungnya adalah menurunnya dorongan diri untuk berpindah pekerjaan dan perusahaan.
7. Kepuasan Kerja
Semakin tidak puas seseorang terhadap pekerjaannya akan semakin kuat dorongannya untuk melakukan turnover. Hal ini sejalan dengan discrepancy theory yang menyatakan bahwa kepuasan dapat tercapai bila tidak ada perbedaan antara apa yang seharusnya ada (harapan, kebutuhan, nilai-nilai) dengan apa yang menurut perasaan atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaan.
Baca juga: Ketahui 14 Faktor yang Mempengaruhi Turnover Rate
8. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan yang kuat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku karyawan dan secara langsung mengurangi turnover. Dalam budaya yang kuat, nilai-nilai utama sebuah organisasi atau perusahaan sangat dipegang teguh dan tertanam pada seluruh karyawannya. Semakin banyak karyawan yang menerima nilai-nilai tersebut dan semakin besar komitmen terhadapnya maka semakin kuat budaya perusahaan itu. Budaya yang kuat ini akan membentuk loyalitas dan komitmen terhadap perusahaan pada para karyawannya, yang akan mengurangi keinginan karyawan untuk meninggalkan organisasi atau perusahaan.
Apa yang Akan Terjadi Jika Turnover Karyawan Tinggi?
Sumber: iStockPhoto
Umumnya, laju turnover karyawan tinggi merupakan sinyal pertanda adanya masalah. Bisa jadi permasalahan perusahaan dalam proses rekrutmen, budaya perusahaan, struktur keuntungan dan kompensasi, manajer individual, pola training dan progres karir, dan lain sebagainya. Laju turnover karyawan harus dilihat lagi konteksnya, kemudian juga industrinya. Misalnya, perhotelan dan ritel biasanya mempunyai perputaran karyawan yang lebih tinggi daripada rata-rata. Sebuah perusahaan seharusnya menjadikan laju turnover sebagai tolok ukur lintas bisnis serupa di industri tertentu untuk memahami seberapa baik mereka mempertahankan karyawannya.
Strategi Mengendalikan Turnover Karyawan
Berikut ini ada 4 cara mengatasi penyebab turnover karyawan tinggi.
1. Merekrut Kandidat yang Tepat Sejak Awal
Dalam merekrut karyawan baru, pastikan calon kandidat tidak hanya memiliki hard skill. Recruiter harus menyesuaikan calon kandidat dengan budaya kerja perusahaan. Untuk mengantisipasi ketidakcocokan, ajukan pertanyaan kepada kandidat untuk menggali perilakunya dalam menghadapi situasi. Jelaskan juga sedikit mengenai lingkungan dan budaya kerja di perusahaan.
2. Buat Jenjang Karir di Perusahaan
Perusahaan perlu memberikan peluang jenjang karir serta program pengembangan keterampilan untuk karyawan. Tujuannya, agar para karyawan memiliki motivasi kerja, hingga memiliki kesempatan untuk mencapai jenjang karir yang tinggi. Dengan begitu, perusahaan dapat mengurangi tingkat turnover karyawan.
Baca juga: Penyebab Turnover Karyawan dan 5 Cara Mengatasinya
3. Menggunakan Skema Jam Kerja Fleksibel
Memiliki work-life balance sudah menjadi dambaan setiap karyawan. Perusahaan dapat memberikan fasilitas berupa jam kerja yang fleksibel. Skema jam kerja fleksibel tentu tidak diperuntukkan bagi semua industri. Namun, kamu perlu membuat aturan perusahaan bisa mengatur jam kerja yang fleksibel agar para karyawan memiliki work-life balance. Dengan adanya aturan ini, kamu bisa meminta para karyawan, termasuk pemimpin atau manajer divisi, untuk menghormati jam kerja dan non-kerja stafnya. Ini akan sangat membantu para karyawan karena mereka merasa dihargai batasannya.
4. Menawarkan Gaji dan Tunjangan yang Menarik
Selain menginginkan jenjang karier, karyawan tentu juga mencari perusahaan yang menawarkan gaji tinggi dan tunjangan menarik. Di Indonesia, standar yang diberikan adalah upah minimum (UMR), BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan. Agar lebih menarik minat karyawan, perusahaan bisa memberikan tunjangan berupa transportasi dan makan. Dalam menentukan gaji, perusahaan perlu melakukan riset gaji daerah terlebih dahulu.
Kelola Karyawan Agar Turnover Rendah dengan BroadwaysHR
Terdapat banyak faktor dan penyebab turnover karyawan tinggi. Untuk mengatasinya, perusahaan bisa mengambil strategi dengan memperbaiki budaya kerja. Selain itu, menyesuaikan gaji dan tunjangan dengan beban kerja, juga bisa menjadi solusi. Dalam rangka memberi tunjangan pada karyawan, perusahaan bisa menggunakan berbagai layanan yang tersedia di BroadwaysHR. Aplikasi ini memiliki fitur Compensation and Benefit, dimana pengelolaan gaji, tunjangan, benefit, potongan karyawan, dan lainnya sudah terintegrasi dengan time management serta proses payroll. Segera registrasi di sini dan dapatkan uji coba GRATIS selama 30 hari.