Penyebab Turnover Karyawan dan 5 Cara Mengatasinya
Di dalam perusahaan terdapat istilah turnover karyawan atau jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia berarti pergantian pegawai. Pergantian karyawan sendiri merupakan hal yang lumrah terjadi di dalam sebuah perusahaan. Ada yang memang berinisiatif resign kerja karena alasan tertentu, dan ada juga yang diberhentikan oleh perusahaan.
Hal ini harus menjadi perhatian perusahaan, apalagi jika perputaran pegawai terlalu sering. Pada artikel berikut akan diulas mengenai penyebab dan beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengurangi angka turnover pegawai. Simak baik-baik ya!
Pengertian Turnover Karyawan
Keluar masuknya karyawan yang terlalu sering, menjadi sinyal bahwa ada yang tidak beres di dalam perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya mengukur tingkat pergantian atau turnover karyawan secara berkala.
Istilah turnover karyawan sendiri diartikan sebagai proses penghitungan jumlah karyawan yang keluar dari perusahaan baik secara sukarela maupun atas keputusan manajemen dalam periode tertentu.
Umumnya, hal ini menjadi tugas dari tim HRD karena berhubungan dengan SDM perusahaan. Perusahaan besar biasanya melakukan pengukuran setiap setahun sekali dengan menganalisis masa kerja pegawai yang bertahan dan jumlah pergantian karyawan itu sendiri.
Kesimpulannya, turnover karyawan adalah pergantian karyawan yang disebabkan karena adanya pekerja yang mengajukan resign atau diberhentikan oleh perusahaan karena berbagai alasan.
Baca juga: 7 Strategi dan Program Retensi Karyawan yang Efektif di Tempat Kerja
Penyebab Turnover Karyawan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa ada banyak hal yang menyebabkan pergantian karyawan kerap terjadi di dalam perusahaan. Kira-kira apa saja ya? Berikut ulasannya.
1. Gaji Tidak Sebanding dengan Beban Kerja
Setiap karyawan berhak atas upah kerja setiap bulannya. Namun bagaimana jika gaji yang mereka dapat ternyata tidak sepadan dengan beban kerja dan tanggung jawab yang dimiliki? Tentu hal ini akan menurunkan semangat kerja pegawai dan juga memicu karyawan menjadi stres di tempat kerja.
Tak sedikit dari mereka kemudian memutuskan untuk resign karena merasa jerih payah yang sudah dicurahkan untuk perusahaan tidak dihargai sebagaimana mestinya. Selain itu, pekerja senior yang tidak mendapatkan kenaikan gaji dalam periode kerja yang cukup lama juga ikut menyumbang peningkatan angka turnover karyawan.
2. Karier Tidak Berkembang
Setiap karyawan tentunya mendambakan promosi jabatan atas kontribusi yang telah diberikan ke perusahaan. Sayangnya, tidak semua perusahaan memperhatikan hal ini, sehingga banyak karyawan berprestasi yang merasa kariernya hanya jalan di tempat.
Karena jenjang karier yang tidak pasti tersebut, pada akhirnya banyak karyawan yang lebih memilih hengkang dan berlabuh ke perusahaan lain yang lebih menjanjikan.
3. Budaya Kerja yang Toxic
Suasana kerja yang nyaman dan kondusif juga sangat memengaruhi mentalitas karyawan. Namun apa jadinya jika Anda bekerja di lingkungan yang toxic? Tentu hal tersebut akan membuat aktivitas kerja menjadi tidak nyaman.
Banyak karyawan yang menganggap bahwa memiliki partner kerja dan atasan yang kooperatif sebagai hal yang lebih berharga daripada gaji, sehingga mereka tidak akan ragu untuk keluar dari perusahaan saat tidak menemukan hal tersebut di perusahaan.
4. Bosan dengan Rutinitas Kerja
Umumnya, seorang karyawan akan mengulang rutinitas kerja yang sama setiap harinya. Hal ini kerap kali menimbulkan rasa jenuh hingga stres terutama jika beban kerja semakin bertambah. Akibatnya, banyak karyawan yang akhirnya mengajukan pengunduran diri karena bosan dengan rutinitas kerja tersebut dan ingin merasakan pengalaman kerja baru di tempat lain.
5. Rekrutmen Karyawan yang Tidak Tepat
Seorang recruiter di dalam perusahaan harus jeli dalam merekrut karyawan baru. Kesalahan dalam memilih SDM di dalam perusahaan dapat berakibat fatal baik bagi karyawan itu sendiri dan juga perusahaan.
Oleh sebab itu, tim HRD harus menyesuaikan kebutuhan perusahaan saat memilih karyawan guna mengisi posisi yang kosong. Jika hal ini diabaikan, maka besar kemungkinan angka turnover karyawan akan terus meningkat.
Baca juga: Evaluasi Kinerja Datangkan Manfaat bagi Perusahaan dan Karyawan, Simak!
Cara Mengurangi Turnover Karyawan
Salah satu tugas HRD adalah mengurangi angka turnover karyawan di dalam perusahaan. Dengan mempertimbangkan kenyamanan dan harapan karyawan ke perusahaan, beberapa cara berikut umumnya diambil untuk mengatasi masalah pergantian SDM tersebut.
1. Memberikan Benefit dan Kompensasi yang Menarik
Tak hanya gaji bulanan saja, perusahaan juga perlu memberikan kompensasi atau benefit lain di luar upah kerja. Cara ini bisa menambah semangat dan motivasi kerja karyawan sehingga mereka akan berpikir dua kali untuk keluar kerja. Tak hanya itu saja, langkah ini juga dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap karyawan sekaligus.
2. Memastikan Karyawan Memiliki Work Life Balance
Perusahaan sebaiknya menerapkan jam kerja yang manusiawi dengan mematuhi aturan yang tertulis dalam UU tenaga kerja. Pada waktu-waktu tertentu, karyawan mungkin harus bekerja overtime karena alasan tertentu. Saat hal ini terjadi, pastikan perusahaan membayar upah lembur yang layak kepada setiap karyawan yang masih tetap beraktivitas melebihi jam kerja.
Namun, jangan sampai kerja lembur menjadi rutinitas yang intens sehingga pekerja banyak kehilangan waktu istirahat atau libur. Justru, dalam hal ini perusahaan berusaha untuk mengatur jam kerja seefisien mungkin supaya para pekerja bisa menikmati waktu istirahat, liburan, dan mengambil cuti saat benar-benar dibutuhkan.
Karyawan yang memiliki work life balance cenderung akan lebih bahagia, sehingga hal ini juga akan memengaruhi performa dan produktivitas karyawan di perusahaan.
3. Memfasilitasi Program Pengembangan Karyawan
Sebelumnya telah disebutkan bahwa, salah satu penyebab tingginya angka pergantian karyawan adalah karier individu yang hanya jalan di tempat. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan bisa membuat program pengembangan karyawan atau pelatihan kerja untuk meningkatkan kualitas pekerja.
Melalui program tersebut, keterampilan dan kualitas karyawan akan semakin baik sehingga peluang untuk bisa naik jabatan akan semakin besar.
4. Menunjukkan Apresiasi kepada Pekerja
Bentuk penghargaan terhadap karyawan tak melulu soal uang saja. Perusahaan juga bisa menyampaikan rasa terima kasih kepada karyawan dengan menunjukkan apresiasi yang tulus atas kerja keras mereka selama ini.
Jangan ragu untuk memuji setiap pencapaian karyawan yang membawa kemajuan dalam perusahaan. Selain itu, libatkan karyawan yang kompeten dalam berbagai diskusi dan dorong mereka untuk menyampaikan pendapat demi pertumbuhan perusahaan yang lebih baik.
5. Berhati-hati dalam Merekrut Karyawan
Dalam kondisi mendesak, sering kali tim HR merekrut calon karyawan yang sebenarnya belum memenuhi kriteria perusahaan, dengan harapan mereka dapat dibina setelah diterima kerja nantinya.
Sayangnya, keputusan tersebut tak selalu berjalan sesuai harapan dan membuat karyawan justru kesulitan untuk beradaptasi. Ujung-ujungnya, mereka akhirnya mengajukan resign karena merasa tertekan dengan pekerjaan.
Jadi, tim HR sebaiknya tetap hati-hati dalam merekrut pegawai baru dan memastikan untuk mengutamakan kandidat yang berkualitas dan sesuai dengan ekspektasi perusahaan.
Baca juga: 4 Fungsi Budaya Kerja yang Positif untuk Karyawan di Tempat Kerja
Sekarang Anda tidak perlu pusing-pusing lagi dalam mengatasi turnover karyawan karena BroadwaysHR hadir untuk membantu perusahaan dalam menjalankan proses rekrutmen karyawan secara tepat.
Melalui fitur Employee Management yang ada di dalam aplikasi BroadwaysHR, tim HR dapat melakukan seleksi karyawan secara akurat tanpa mengabaikan ekspektasi perusahaan. Ayo segera beralih ke BroadwaysHR dan dapatkan penawaran coba gratis selama 30 hari sekarang juga dengan klik di sini!